"Menyebarluaskan Pengetahuan..."

BonoEdumedia.com: PENDIDIKAN

Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema pendidikan. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

BonoEdumedia.com: KELUARGA

Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema keluarga. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

BonoEdumedia.com: PEMUDA

Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema pemuda. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

BonoEdumedia.com: KEPEMIMPINAN

Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema kepemimpinan. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

BonoEdumedia.com: PRIBADI ISLAMI

Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema pribadi Islami. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

BonoEdumedia.com: VIDEO

Berbagai unggahan BonoEdumedia.com dalam bentuk video. Silakan kunjungi dan simak setiap video kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

6 Hambatan Kreatifitas

Secara umum, hambatan mental kreativitas dapat dikelompokan menjadi 6 (enam) hambatan : 

1.Hambatan  Mental Yang Diciptakan Sendiri
Ini adalah jenis hambatan yang paling sulit dikenali, karena penyebabnya adalah diri individu itu sendiri, namun bila sudah teridentifikasi, maka ia akan mudah untuk diatasi ataupun dihindarkan. Secara umum, hal ini biasanya disebabkan karena faktor pendidikan, profesi, atau kebiasaan-kebiasaan umum yang berlaku yang diterima sebagai kebenaran mutlak.

2. Terpola Untuk Puas Dengan Satu Jawaban
Hambatan ini biasanya terdapat dalam pemikiran analitis seseorang. Pengalaman, pendidikan dan pengaruh lingkungan yang lain dapat menyebabkan terbentuknya hambatan ini. Bila memory dalam pemikiran seseorang mengkaitkan masalah yang dihadapi dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya, maka otak akan segera mengikuti tuntunan pola tersebut.

3. Kesesuaian
Umumnya manusia mempunyai kecenderungan untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntutan lingkungan. Salah satu faktor penyebabnya adalah keengganan untuk merusak hubungan baik dengan pihak lain. Keengganan untuk mengutarakan pendapat ini pada akhirnya akan menjadi penghalang kreativitas seseorang.

4. Tidak Mau Menantang Hal-Hal Yang Nyata
Ini adalah merupakan salah satu kebiasaan yang paling berbahaya, namun justru yang paling umum ada pada setiap orang. Alasan umum yang paling sering memunculkan hambatan ini adalah ; adanya tekanan, tidak mau repot-repot, tidak ingin ‘cari masalah’. Hal ini pada akhirnya akan membentuk suatu ganjalan mental yang bermuara pada hambatan kreativitas.

5. Kebiasaan Menilai Terlalu Cepat
Penyebabnya adalah karena kita terlampau terbiasa untuk membandingkan suatu permasalahan dengan pengetahuan atau pengalaman kita sendiri, apa lagi bila kita mempunyai fakta-fakta yang mendukung ‘kebenaran’ tersebut.

6. Takut Terlihat Bodoh
Hambatan mental jenis ini dikatakan sebagai hambatan yang paling besar dan paling sulit dihilangkan, karena pada dasarnya tidak ada seorangpun- bahkan seorang anak kecilpun – yang suka untuk ditertawakan bila ia melakukan kesalahan.

Hal inilah yang pada akhirnya akan membentuk kecenderungan bahwa semakin tinggi posisi seseorang, mereka akan lebih berhati-hati. Pada titik ini secara tidak sadar mereka sedang membangun benteng yang akan menghambat daya kreativitas mereka. (SUMBER)










Bagikan:

5 Fakta Mencengangkan Tentang Otak Kita

Seringkali kita merasa tidak pede. Kadang kita juga merasa tidak mampu melakukan satu hal, tidak yakin dapat menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan. Bahkan saat Ujian Nasional banyak yang bela-belain beli kunci jawaban karena terlanjur khawatir tidak lulus. Di dunia kerja pun tak sedikit yang memilih bunuh diri kreatifitas dengan copy-paste sana-sini, kalau perlu melanggar Hak Cipta.

Padahal jika Anda tahu, Allah telah menitipkan mesin komputer paling hebat yang ada di dunia ini di kepala kita, ialah otak. Belum ada sistem komputer seberat otak kita yang mampu memproses informasi secanggih dan sehebat otak kita ini lho. Hasil penelitian Prof. Isaac Asimov dalam The Brain mengungkap 5 fakta mencengangkan tentang otak, sebagai berikut:
  1. Di tempurung kepala kita terdapat 200Milyar (200.000.000.000) Sel otak.
  2. Otak kita dapat menyimpan sekitar 100 Milyar bit informasi (setara 500 jilid ensiklopedia)
  3. Lintasan pikiran kita bergerak dengan kecepatan lebih dari 300 mil per jam (Lebih cepat dari kereta shinkansen)
  4. Otak kita memiliki lebih dari 100 triliyun hubungan (sinapsis) yang memungkinkan kita untuk berpikir logis dan sistematis. Sehingga komputer yang paling canggih pun ketinggalan.
  5. Otak kita mampu memproses 4 ribu pikiran setiap 24 jam. Lalu mengapa kita tidak memilih untuk menjadi lebih kreatif?
Jadi ketika kita dilanda masalah, dirundung duka, lantas mengatakan kita tidak mampu, kita ini bodoh, kita ini bla bla bla, sejatinya kita telah menghina Allah melalui ciptaannya. Kita meremehkan kinerja otak kita sendiri, kita tidak percaya dengan kemampuannya.
“Oke mas, otak saya memang hebat, tapi buktinya selama ini saya begini-begini saja, prestasi tidak meningkat, kinerja makin jeblok, terus gimana dong”.

Kita memang dibekali mesin super hebat, tapi apakah kita sudah tahu cara menggunakannya? Jangan-jangan selama ini kita merasa bodoh lantaran kita tidak tahu cara menggunakannya. Sekaranglah saatnya mendekat kepada sang pencipta mesin hitung paling dahsyat di dunia itu, dialah Allah.

Dekati Allah, rayu Dia, baik-baikin Allah, penuhi keinginannya. Shalat Tahajjud yang rajin. Baca manual book hidup sukses dunia akhirat, Al-Qur’an. Lakukan apa yang Allah suka, jauhi yang Allah gak suka, baru kalau Allah sudah cinta sama kamu, mintalah manual petunjuk penggunaan Otak yang baik dan benar. Jika sudah demikian, Insya Allah, yakin kita pasti menemukan rahasia kecerdasan Otak yang luar biasa tersebut.

Siap mendekat ke Allah?

(SUMBER)









Bagikan:

Jangan Pernah Menunggu Kebahagiaan, CARILAH !!!

Orang yang paling tersiksa dalam hidup ini adalah orang yang menunggu kebahagiaan datang kepadanya tanpa mau berbuat sesuatu. Sadarilah, bahwa hidup tidak akan pernah memberi kita kebahagiaan sebelum kita sendiri datang menjemputnya. Dunia tidak berubah sebelum kita sendiri mau berubah. Perasaan tidak bahagia sebenarnya adalah WARNING agar kita segera berubah. Karenanya, jika saat ini kita merasa tidak bahagia, maka berarti kehidupan sedang memberitahukan kepada kita bahwa ini saatnya untuk berubah.

Perubahan yang saya maksud adalah perubahan cara berpikir kita, keyakinan (core belief) kita, pilihan emosi kita, semangat spiritualitas kita atau merubah keharmonisan diri kita dengan dunia di sekitar kita. Jadi, menjadi bahagia sebenarnya adalah sebuah proses merubah diri kita. Kebahagiaan adalah sebuah metamorfose cara berpikir, cara meyakini dan cara bertindak dalam kehidupan ini. Dan proses metamorfose ini bisa jadi tidak berbanding lurus dengan usia.

Sebagaimana sebuah slogan “Tua itu pasti – Dewasa itu pilihan”, maka proses metamorfose ini sama sekali tidak ada hubunganya dengan usia. Itulah mengapa banyak yang hidup bertahun-tahun di dunia tanpa ia tidak kunjung mau berubah untuk menjadi bahagia. Sebaliknya, banyak anak muda yang mungkin masih “muda” dalam usia tetapi “dewasa” dalam pikiran yang kemudian mengantarkan mereka kepada pencerahan dan kebahgiaan.

William Jennings Bryant pernah mengatakan Destiny is not a matter of chance, it’s a matter of choice. It’s not a thing to be waited for, it’s a thing to be achieved. Takdir bukan hanya masalah kesempatan tetapi takdir adalah masalah pilihan. Takdir bukanlah sesuatu yang hanya ditunggu tetapi takdir adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.

Suatu saat kita mungkin pernah merasa sangat tidak berdaya. Saat dimana dunia serba gelap dan menyesakkan. Saat dimana kita merasa benar-benar terdesak dengan tembok permasalahan. Saat kita merasa benar-benar putus asa. Kita merasa stagnan, berhenti, mati suri dan tidak mengalir. Pada titik ini, kita merasa sebagai si malang yang sengsara atau si kaya yang tersiksa. Pada titik ini kita merasa tidak ada lagi secercah cahaya. Pada titik berbahaya inilah, sebenarnya kita harus cepat tersadar dan bergerak. Nyalakan nadi kehidupan kita lagi dan mulailah proses metamorfose kebahagiaan anda.

Metamorfose ini akan menjelmakan anda menjadi diri anda yang baru (the new you). Bagai kupu-kupu yang indah setelah mengalami berbagai proses perubahan dalam metamorfose kehidupannya.  Kupu-kupu itu dapat terbang bebas di alarm raya kehidupan ini. Kupu-kupu yang penuh warna keindahan dan menikmati setiap kepakan sayapnya. Dengan metamorfose kebahagiaan yang anda jalani, anda benar-benar bisa mengarungi hidup ini dengan penuh gairah dan optimisme.

Jangan pernah berhenti untuk berharap dan jangan pernah berhenti berbuat, karena kehidupan akan terus bergerak. Harapan mungkin adalah satu-satunya penyelamat anda saat ini. Harapan yang makin lama makin meredup. Tugas anda adalah membiarkan dan menjaganya agar tetap menyala.

Ada sebuah kisah menarik yang dapat menginspirasi kita. Ada 4 lilin yang menyala. Sedikit demi sedikit mereka habis meleleh. Suasana begitu sunyi hingga terdengarlah percakapan mereka. Lilin pertama berkata “Aku adalah iman”. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau lagi mengenalku. Tak ada gunanya aku tetap menyala. Lebih baik aku membiarkan diriku padam dan sedikit demi sedikit sang lilin imanpun padam. Lilin kedua berkata “Aku adalah damai”. Manusia sudah tak mau menjagaku maka tiupan anginpun memadamkanya. Lilin ketiga berkata “Aku adalah Cinta”. Tak mampu lagi aku tetap menyala. Manusia tak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci bahkan membenci orang-orang yang mencintai mereka. Tanpa menunggu waktu lama, matilah lilin ketiga.

Tanpa terduga, saat itu ada seorang anak kecil yang memasuki ruangan itu. Ia menangis tersedu-sedu karena ruangan yang semakin gelap temaram. Ia berkata “Hai lilin, kalian harus tetap menyala, aku takut dengan kegelapan”. Ia kembali menangis tersedu-sedu. Melihat anak kecil itu, dengan haru lilin keempat berkata “Janganlah takut nak, jangan menangis, selama aku masih menyala, engkau masih dapat menyalakan ketiga lilin lainya”. Lilin keempat itu berkata….., “akulah harapan.” Dengan mata bersinar, sang anak mengambil lilin harapan dan menyalakan ketiga lilin lainnya.

Kisah diatas memang tidak nyata tetapi kisah diatas ingin bertutur pada kita bahwa jika ingin bahagia, janganlah sekali-kali berpikir untuk berhenti berharap. Jangan pula hanya menunggu harapan itu datang begitu saja. Tapi buktikanlah harapan anda dengan berbuat yang terbaik. Allah pasti memberi makan semua makhluk ciptaan-Nya tetapi tidak dengan melemparkan makanan itu ke sarangnya. Makhluk  itu harus tetap mengejarnya sepenuh hati. (SUMBER)










Bagikan:

Happiness is The Best Medicine

Kebahagiaan sebenarnya adalah obat yang terbaik. Riset-riset menunjukkan bahwa kesehatan dan kebahagiaan memiliki korelasi yang sangat kuat. Hampir semua penyakit baik degeneratif, infeksi, neoplasma (kanker), perkembangan sangat dipengaruhi oleh keadaan emosional.

Sebuah riset menunjukkan 60-85 % kontak pasien dokter disebabkan oleh gejala psikosomatik (hubungan psikis dan tubuh). Baru baru ini American Journal of Epidemiology (21 Januari 2008) seperti saya kutip dari kantor berita Reuters, merilis beberapa hasil penelitian tentang pengaruhnya positif dari mood yang stabil dan kebahagiaan terhadap kesehatan.

Berikut 3 fakta unik yang diungkap Jurnal Kesehatan tersebut:

1. Studi yang dipimpin oleh Dr. Andrew Steptoe dari University College London, yang melibatkan 3000 masyarakat Inggris yang dinyatakan sehat, menemukan bahwa pada orang yang moodnya positif dan stabil ditemukan kadar kortisol yang rendah. Kortisol adalah hormon stress yang jiika berlebihan dan berlangsung lama dapat memicu peningkatan tekanan darah, obesitas abdomen (kegemukan pada perut), dan penurunan fungsi imun (pertahanan) tubuh.

2. Studi yang pernah juga dirilis di American Journal of Epidemiology menemukan bahwa wanita yang memiliki emosi positif memiliki kadar rendah 2 macam protein (c-reaktif protein dan interleukin 6) yang bertanggung jawab terhadap proses inflamasi (radang). Inflamasi kronis ini diindikasikan berhubungan dengan angka kejadian penyakit jantung dan kanker.

3. Studi yang melibatkan 2.873 pria dan wanita sehat di Amerika yang berusia antara 50-74 tahun. Air ludah mereka (saliva) diteliti untuk diukur kadar kortisolnya dan ternyata pada pria dan wnaita yang memiliki mood bahagia, kadar kortisol (hormon stress) menurun. Sedangkan pada wanita yang memiliki mood bahagia juga ditemukan kadar c-reaktif protein dan interleukin-6 (marker inflamasi) yang menurun juga. Penemuan pengaruh kebahagiaan terhadap c-reaktive protein dan interleukin-6 menurut Dr. Steptoe adalah penemuan yang terbaru. (SUMBER)










Bagikan:

Jangan Sampai Anda Menyesal Seperti Mereka

Pernahkah Anda bertanya, mengapa sejak kecil Anda disekolahkan? Jika Anda belum pernah berpikir akan hal itu… Coba pikirkanlah sekarang juga.
 
Kita disekolahkan untuk mengajarkan satu hal penting. Satu hal penting itu adalah aturan universal yang berlaku untuk seluruh kehidupan. Aturan itu berbunyi,”Anda harus terus memperbaiki diri atau jika tidak Anda pasti menyesal”.

Jika Anda tidak belajar, Anda pasti menyesal ketika Anda tertinggal pelajaran ketika teman-teman yang lain sudah naik kelas. Anda malas-malasan berangkat sekolah, Anda pasti merasa malu dan menyesal ketika dihukum di depan kelas. Dan sebagainya dan sebagainya. Itulah hukum alam tentang konsekuensi atas tindakan yang kita lakukan. Anda berbuat baik, maka akan berbalas kebaikan. Anda tak segera merubah kebiasaan buruk, lihat saja suatu saat Anda pasti menyesalinya.

Penyesalan selalu datang di akhir bukan di awal. Itulah hukumnya. Namun anehnya kita enggan belajar dari masa lalu dan mengulangi kesalahan yang sama, lalu menyesal pada akhirnya. Kondisi ini terus terjadi dan kemudian menjadi lingkaran setan. Dimana kita terus berkutat melakukan keburukan (tak mau memperbaiki diri) dan selalu mengakhirinya dengan penyesalan. Jika kita tak segera menghentikannya, lihatlah sebuah penyesalan besar ketika kita tak ada waktu lagi untuk mengubahnya.

Ingatlah akan Firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu “Ya Tuhan Kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal shaleh, tidak seperti yang kami dulu telah kerjakan” (Q.S. Al Fathir : 37) (Pengakuan manusia yang tidak kunjung mau ber-iman saat semua telah terlambat)
Saya hanya ingin berpesan, segeralah perbaiki kebiasaan buruk Anda. Jangan sampai mengalami penyesalan-penyesalan besar seperti penyesalan beberapa peserta Happiness Coaching yang diasuh dr. Arief Alamsyah berikut ini:

Kenapa waktu saya sehat saya dulu, saya tidak pernah datang ke masjid padahal masjid itu berada persis di depan rumah saya. (Pengakuan seorang pasien pasca Stroke Perdarahan)

Kenapa tidak sejak dulu saya ikut les komputer dan bahasa Inggris. Sekarang ketika aku bekerja, aku terpaksa harus kursus lagi padahal semuanya serba mahal dan waktuku sangat padat. (Pengakuan seorang karyawan sebuah perusahaan)

Kenapa saya dulu kuliah tidak serius, asal-asalan, sekarang setelah IP hanya pas-pasan, tidak ada perusahaan yang mau menerima saya. (Pengakuan seorang yang tidak kunjung diterima kerja)

Kenapa tidak sejak dulu aku perkenalkan anak-anakku dengan agama.Sekarang setelah mereka jadi pencandu narkoba dan berebut warisan ayahnya,
aku tidak bisa berbuat apa-apa.
(Pengakuan seorang ibu)

Kenapa aku tidak segera memberangkatkan kedua orang tuaku naik haji padahal aku tahu ayahku sangat ingin naik haji. Sekarang saya menyesal sekali…. ayahku telah tiada (Pengakuan seseorang kepada saya di Tuban, Jawa Timur)

Ketika aku melihat wajah anak dan istriku yang tertidur pulas, aku merasa berdosa…..selama ini aku terlalu egois dengan pekerjaanku. Aku hanya pulang 1 bulan sekali menjenguk mereka. Tak terbayangkan olehku jika anakku sakit atau ada orang jahat datang kerumahku, bagaimana rasa takut yang mereka rasakan. (Pengakuan seorang Manager Farm dan Perusahaan Susu Asing ternama di Indonesia. Sekarang beliau telah keluar dari pekerjaanya… mendapatkan pekerjaan baru… demi keluarganya)

Sahabat. Hentikan segera keakraban palsumu dengan penyesalan. Yuk segera perbaiki diri kita dan mulailah bersahabat dengan kemenangan. Setelah membaca tulisan ini Sahabat boleh tulis 3 kebiasan buruk kita yang harus kita ubah pekan ini. Kalau bisa ditulis besar-besar, pakai tinta warna, ditempel di dinding kamar, dapur, WC juga kalau perlu. hehe.

Lho kan, masih menunda-nunda untuk menulisnya. Ada saja alasan untuk menunda. Ayo segera ditulis, gak perlu ditunda lagi. karena Anda sendiri sudah paham kan… menunda-nunda itu berakibat penyesalan nantinya. Kalau dalam hitungan ke-tiga Anda belum beranjak juga untuk menulis 3 kebiasaan buruk yang yang perlu Anda rubah, itu tandanya Anda sedang berada dalam lingkaraan setan penudaan dan penyesalan.

Oke saya hitung ya… 1… 2… 3…

Bagikan jika bermanfaat, karena berbagi takkan pernah merugi. (SUMBER)










Bagikan:

Inilah 4 Faktor Pemicu Stress di Dunia Kerja

Dalam sebuah training motivasi tentang peningkatan layanan prima di sebuah perusahaan, dr. Arief Alamsyah menjelaskan 4 faktor yang dapat memicu stress dan kondisi emosi yang tidak stabil di dunia kerja. Bagi HRD Manager penting untuk mengetahui faktor-faktor tersebut, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan produktif.

Peneliti percaya bahwa ada 4 faktor yang memperbesar peluang terjadinya stress di dunia kerja, dan mereka mempopulerkannya sebagai HALT Factor. Nama yang unik ya, mengingat HALT sendiri adalah istilah komputer yang menggambarkan kondisi dimana komputer menghentikan proses komputasi yang biasanya disebabkan oleh overheating (komponen2nya terlalu panas). Bisa jadi manusia juga akan mengalami kondisi HALT jika dibiarkan memproses beban diluar kemampuannya. Apa saja HALT Factor itu? Ini dia

1. Hungry
Atau kondisi lapar. Lapar memang dapat menurunkan konsentrasi dan menghambat produktifitas karyawan. Maka tidak heran jika biasanya perusahaan memberikan makan siang secara gratis dalam bentuk ransum. Di kantor-kantor berbasis kreatifitas yang sangat menghargai SDM seperti KASKUS, karyawan bisa bebas pesan makanan dan minuman apa saja di kafetaria. Desain interior kafe juga diseting senyaman mungkin demi memanjakan karyawannya.

Selain menurunkan konsentrasi, lapar juga dapat menjadi pemicu stress dan meningkatkan sensitifitas emosional. Itulah mengapa salah satu latihan untuk mengendalikan amarah adalah dengan berpuasa. Bahkan umat islam setiap tahun berpuasa bukan hanya untuk menahan lapar, tapi juga mengendalikan emosi. Karena level mengendalikan emosi yang paling sulit itu adalah ketika dalam kondisi lapar.

2. Angry
Atau kondisi marah. Marah adalah faktor utama yang memicu gejolak emosi. Bisa jadi karena bos sering marah-marah, karyawan akhirnya menjadi tidak produktif. Karena produktifitasnya hanya menunggu dicambuk atasan, sedang jika atasan tidak ada, kesempatan untuk kembali malas lagi.

Jika karyawan anda tidak produktif solusinya bukan dengan memarahinya, namun dengan sesi konseling dan coaching. Menggali akar masalah dan menemukan solusi yang tepat untuk mereka. Konseling dan coaching sendiri membutuhkan skill khusus dan perlu dilatih. Inspiera memiliki produk pelatihan untuk menunjang kebutuhan Anda dalam melatih kemampuan pimpinan/manager/supervisor dalam mengcoaching team yang dia pimpin. Pelatihan itu bertajuk Performance Coaching. Pengen tahu apa itu Performance Coaching?

3. Lonely
Atau merasa kesepian. Hati-hati yang jomblo… Hehe. Perasaan lonely bukan hanya disebabkan oleh kondisi melajang akut, hehe, tapi bisa juga disebabkan oleh ketidakmampuan seorang karyawan dalam bersosialisasi dengan rekan kerjanya. Mungkin dia tidak sedang diacuhkan atau diasingkan secara sengaja oleh rekan kerjanya, tapi bisa jadi kondisi kerja yang berorientasi pada tujuan tanpa adanya kehangatan hubungan antar pekerja bisa menyebabkan karyawan tidak memiliki partner untuk bertukar pendapat sehingga merasa kesepian.

Solusi dari permasalahan ini adalah dengan menciptakan persahabatan yang akrab antar pekerja, lebih bagus kalau bisa lintas divisi. Namun jika waktu terbatas minimal bisa aktif berinteraksi dengan rekan kerja satu ruangan. Anda bisa coba mengadakan Corporate Gathering sebagai reward atas kerja keras karyawan selama 1 tahun terakhir, sekaligus membangun keakraban di antara mereka.

4. Tiredness
Atau kondisi lelah, adalah penyebab terbesar ketidaksatabilan emosi. Untuk meningkatkan produktifitas karyawan, pastikan ada alokasi waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan energi saat penat bekerja. Itulah mengapa satpam-satpam di bank selalu ramah melayani dilengkapi dengan seuntai senyum manis memandu keperluan transaksi Anda. Rahasianya adalah, para satpam itu ada pergantian personil setiap 30 menit sekali, sehingga kondisi mereka selalu fresh ketika melayani Anda.

Sudah tahu kan 4 hal yang memicu stres dan mempengaruhi produktifitas di dunia kerja. Sekarang ciptakanlah kondisi yang ideal dengan mengurangi kemungkinan timbulnya 4 faktor tersebut, Semoga karyawan anda semakin betah dan produktif di kantor. (SUMBER)









Bagikan:

Jangan Terlena dan Jangan Menunda

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Rasulullah Saw pernah memegang bahuku sambil bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia seolah-olah orang asing atau pengembara’. Ibnu Umar berkata, ‘Kalau datang waktu sore jangan menanti waktu pagi. Kalau tiba waktu pagi jangan menanti waktu sore. Gunakan sebaik-baiknya sehatmu untuk waktu sakitmu dan masa hidupmu untuk waktu matimu. (HR. Bukhari)
 
Imam Nawawi menyebutkan hadits ini dalam rangkaian hadits Arba’in, karena menyimpan makna dan pesan yang sangat penting, utamanya bagi seorang muslim. Pesan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam kepada Ibnu Umar ra ini bukanlah termasuk nasihat khusus, tetapi merupakan pesan umum yang berlaku bagi siapapun dan seyogyanya kita pahami sebagai arahan dan petunjuk yang akan meningkatkan kualitas dan produktivitas hidup kita.
 
Jika kita perhatikan dengan baik hadits diatas, kita mendapati beberapa poin mendasar sebagai prinsip hidup dan pesan moral bagaimana mestinya seorang muslim memberdayakan diri dan waktunya.
 
“Jadilah engkau di dunia seolah-olah orang asing atau pengembara.” Perumpamaan ini sangatlah tepat. Kehidupan dunia bukanlah tujuan akhir dari perjalanan hidup karena perjalanan hidup yang sesungguhnya baru akan berakhir di terminal akhirat. Perjalanan hidup di dunia penuh dengan lika-liku, tantangan dan rintangan yang besar kecilnya dan berat tidaknya bergantung kepada kesiapan dan kemampuan seseorang menghadapinya. Sudah selazimnya kita mempersiapkan diri dengan bekal yang dibutuhkan berdasarkan pemahaman yang benar akan tabiat dan karakter perjalanan hidup ini. Harapannya, sebagaimana orang asing yang sedang menempuh perjalanan panjang, bilamana menjumpai persoalan atau mengalami kesulitan maka kita akan mampu mengatasinya dengan baik. Bekal yang paling penting dalam hal ini adalah bekal iman dan taqwa kita kepada Allah yang karenanya kita dapat menghimpun modal amal saleh sebanyak-banyaknya.
 
Perumpamaan yang disampaikan oleh Nabi ini juga menganjurkan kita untuk hidup dengan zuhud di dunia ini. Artinya, jangan sampai kita tergantung dan terikat dengan dunia, karena tidak selamanya kita berada di dunia ini. Sebagaimana orang asing, hendaknya kita tidak terlalu disibukkan dengan urusan dunia sehingga lupa akhirat. Dan sebagaimana pengembara yang tidak akan membawa beban berat yang bisa menyusahkan perjalanannya, demikian pula hendaknya kita mengambil yang secukupnya saja dari kenikmatan-kenikmatan dunia sehingga kita tidak akan berat untuk meninggalkan dunia dan isinya ketika Allah menetapkan ajal kita.
 
Dengan sabdanya ini, Nabi juga mengajarkan kepada kita untuk tidak terlalu panjang angan-angan. Tentu yang dimaksud adalah angan-angan keduniaan. Kita harus sadar bahwa ajal yang misterius akan memutus panjangnya angan-angan kita. Dalam riwayat Bukhari, Anas ra berkata, ”Nabi membuat garis seraya bersabda, ’Ini manusia, ini angan-angannya, sedangkan ini ajalnya. Ketika dia sedang berada dalam angan-angan, tiba-tiba datanglah kepadanya garisnya yang paling dekat.’ Maksud dari ’garisnya yang paling dekat’ adalah ajal kematiannya.
 
“Kalau datang waktu sore jangan menanti waktu pagi. Kalau tiba waktu pagi jangan menanti waktu sore. Gunakan sebaik-baiknya waktu sehatmu untuk waktu sakitmu dan masa hidupmu untuk waktu matimu.” Ini adalah ungkapan yang penuh makna dari Ibnu Umar. Sungguh waktu dan usia kehidupan dunia sangatlah pendek. Oleh karena itu Ibnu Umar menasihati kita agar bersegera dalam beramal dan tidak suka menunda-nunda hingga tanpa sadar ajal tiba-tiba menjemput kita. Kalau ajal sudah menjemput sementara kita belum sempat beramal kebajikan karena selalu kita tunda-tunda di dunia, maka kita akan menyesal tanpa guna di akhirat. Kita akan merengek-rengek kepada Allah agar kita dikembalikan ke dunia ini lagi sehingga kita bisa beramal. Akan tetapi ketika itu mustahil seseorang akan dikembalikan lagi ke dunia.
 
Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan setiap detik dalam kehidupan kita di dunia ini dengan amal-amal kebaikan. Kita harus bersemangat untuk beramal yang sebanyak-banyaknya di dunia ini. Sangat tidak tepat jika yang justru dominan dalam diri kita adalah sifat malas, hura-hura, suka kemaksiatan dan hal-hal lain yang tidak produktif serta tidak memberi nilai kemanfaatan apapun untuk masa depan kehidupan kita. Terlebih lagi di era dimana roda kehidupan berputar sangat cepat, penuh dengan trik dan intrik negatif, godaan kehidupan serta budaya materialisme dan hedonisme yang semakin menggiurkan. Semua itu sangat berpotensi melalaikan seseorang dari tujuan hidupnya yang hakiki.
 
Rasulullah saw bersabda, ”Diantara tanda kebaikan keislaman seseorang adalah jika ia mampu meninggalkan hal-hal yang tidak memberi manfaat kepadanya.” (HR Tirmidzi). Seorang muslim ideal adalah yang sikap hidupnya berorientasi pada nilai produktivitas dan efektivitas. Dia bukan tipe orang yang malas bekerja, suka berhura-hura, suka berfoya-foya, begadang semalaman tanpa tujuan, kongko-kongko di pinggir jalan, bersenang-senang menghabiskan uang, berbuat sesukanya tanpa larangan, dan seterusnya.
 
Kita harus memanfaatkan setiap kesempatan dalam hidup ini untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Kesempatan adalah sesuatu yang tidak selamanya ada. Seseorang tidak akan selalu dalam keadaan sehat maupun lapang, gembira dan meraih kesuksesan. Sesekali bahkan seringkali ia harus mengalami kegundahan, kegagalan, kekurangan dan hal-hal lain yang tidak ia harapkan. Itulah gambaran kehidupan dunia. Selanjutnya tinggal bagaimana sikap kita. Pada saat sehat segeralah melaksanakan hak dan kewajiban. Kita harus beribadah, berkarya dan bekerja sebaik mungkin, berpikir dan berbuat untuk kebaikan diri dan orang lain. Kita juga harus menjaga kesehatan kita dengan mengkonsumsi makanan yang baik, berolahraga dan cara-cara lain yang makruf. Ini kita lakukan agar Allah memberikan kesehatan yang langgeng kepada kita sehingga kita bisa beramal lebih banyak.
 
Ungkapan Ibnu Umar diatas juga mengingatkan kita untuk tidak membiasakan diri menunda-nunda pekerjaan. Jika suatu pekerjaan bisa dilakukan pada waktu sore, janganlah kita menundanya hingga esok pagi. Jika suatu pekerjaan bisa dilakukan pada pagi hari, jangan pula kita menundanya hingga sore hari. Setiap waktu memiliki tuntutan dan haknya masing-masing. Jika kita menunda suatu pekerjaan hingga nanti, maka kita akan mendapati pada waktu nanti itu pekerjaan akan bertumpuk: pekerjaan saat itu dan pekerjaan yang tadinya kita tunda. Jika demikian, apakah kita masih mau menunda sebuah pekerjaan?

(SUMBER DI SINI)











 
Bagikan:

Pemimpin yang Menipu Diri Sendiri


Manusia terbaik adalah orang yang paling banyak manfaat bagi sesamanya. Manusia terbaik adalah orang yang ketika mendapat tambahan karunia Allah SWT maka secara otomatis kebaikannya semakin banyak dirasakan oleh orang-orang sekitarnya. Sungguh menyenangkan bila orang-orang terbaik itu bertebaran di mana-mana, apalagi mereka menjadi orang pilihan mendapat kepercayaan menjadi pemimpin.
 
Duhai amat beruntung sekali bila rakyat dipimpin oleh manusia-manusia terbaik ini. Pastilah kedamaian akan mewarnai irama kehidupan. Pastilah kebahagiaan menghiasi wajah-wajah rakyat. Pastilah. Karena tiada yang saling mendengki. Tiada yang saling serakah terhadap hak-hak orang lain. Nuansa kehidupan yang bertiup di dada-dada setian insan hanyalah kebahagiaan bila telah mampu memberikankebahagiaan kepada sesamanya. Dan para pemimpin itulah yang selalu memberi contoh dan bimbingan agar menikmati hidup dengan gaya senantiasa memberi dan memberi.
 
Namun pengalaman empiris bangsa ini dari beberapa kali pergantian pemerintahan dan wakil rakyat selalu menunjukkan perilaku yang sama, yaitu kurang memiliki keberpihakan kepada rakyat. Janji-janji mendahulukan dan mementingkan rakyat hanya sekadar retorika di masa kampanye. Setelah terpilih, rakyat hanya dijadikan objek, baik untuk meningkatkan penghasilan pribadi atau kelompoknya, maupun sebagai pembenaran atas kebijakan yang tak populis dan menyengsarakan rakyat.
 
Perilaku ini jelas bertentangan dengan apa yang telah Rasulullah saw dan para sahabat contohkan. Rasulullah mengatakan pemimpin suatu kaum adalah pelayan bagi kaum itu. Artinya, tugas pemimpin itu memberikan pelayanan yang optimal kepada rakyat dengan memelihara segala urusan, kesejahteraan, dan kemaslahatan rakyatnya.
 
Rasululullah saw telah mengingatkan para pemimpin yang tidak amanah bahwa mereka kelak tidak akan pernah mencium wanginya surga. Rasulullah saw bersabda, ”Tidak seorang hamba pun yang diserahi oleh Allah untuk memelihara dan mengurusi kemaslahatan rakyat lalu dia tidak melingkupi rakyat dengan nasihat kecuali ia tidak akan mencium harumnya surga.” (HR Bukhari).
 
Dalam riwayat yang lain Rasulullah saw menegaskan, ”Tidak seorang hamba pun yang diserahi Allah memelihara dan mengurus (kepentingan) rakyat, lalu meninggal, sementara ia menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan atas dirinya surga.” (HR Muslim, Ahmad, dan ad-Darimi).
 
Bahkan, Rasulullah saw mendoakan pemimpin yang menyengsarakan umatnya agar Allah menimpakan kesengsaraan yang sama kepada mereka. Beliau berdoa, ”Ya Allah, siapa saja yang memegang urusan umatku dan bersikap memberatkan atau menyulitkan mereka, maka balaslah dengan perlakuan yang sama. Siapa saja yang memegang urusan umatku lalu bersikap lembut kepada mereka, balaslah dengan perlakuan yang sama.” (HR Muslim).
 
Uraian diatas jelas menunjukkan betapa besar azab dan siksa yang akan diterima oleh para pemimpin yang diberikan amanah untuk mengurusi rakyatnya, tetapi tidak amanah dan membuat kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Azab dan siksa ini tentu bukan hanya diterima di dunia saja. Tetapi, yang lebih dahsyat di akhirat kelak ketika semua dihadapkan kepada pengadilan Yang Maha Adil, Allah SWT.
 
Para pemimpin dan wakil rakyat yang diberikan amanah memimpin bangsa ini seharusnya merenungi semua apa yang Rasulullah saw ajarkan dalam masalah memimpin rakyat. Bahkan, sebaiknya mereka patut berguru kepada kesuksesan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Beliau seorang pemimpin yang masih muda, tetapi dapat mensejahterakan rakyatnya dalam waktu yang relatif singkat.
 
Kuncinya, beliau menanamkan pemerintahan yang bersih, menghilangkan fasilitas-fasilitas yang memboroskan kas negara, menutup kebocoran anggaran, mengorbankan harta pribadinya untuk kepentingan rakyat, menegakkan hukum dengan adil dan selalu menasihati rakyatnya untuk selalu taat kepada Allah dan rasul-Nya.
 
Kasihan sekali bila ada pemimpin tertawa-tertawa di atas kedustaan demi kedustaan kepada rakyat. Kasihan, sebenarnya dia sedang menipu diri-sendiri. Kasihan, dia bangga dengan kemuliaan dan kebahagiaan semu! Kasihan. 












Bagikan:

Mau Pernikahan Tetap Seperti Pengantin Baru? Ini Resep Al-Quran



Mau Pernikahan Tetap Seperti Pengantin Baru? Ini Resep Al-Quran.

Saat ini banyak orang mengeluhkan lemahnya kemampuan seksualnya setelah beberapa tahun menikah. Banyak juga anak muda yang lambat dan bimbang dalam memutuskan untuk menikah. Semakin hari semakin banyak bermunculan berbagai penyakit kejiwaan yang dialami baik laki-laki maupun perempuan. Apakah semua ini bisa ditanggulangi dan diobati?

Dr. Abduldaem Kaheel, seorang pakar kemukjizatan ilmiah dalam Al-Quran menulis sebuah artikel yang meneliti tentang hal tersebut. Beliau membuktikan bahwa Al-Quran bisa menghindarkan kita dari masalah-masalah di atas. Jika memang kita mau disiplin melaksanakan nasihat-nasihatnya.

Ketua Associatian for the Treatment of Sex Addiction dan Compulsivity, Paula Hall, mengatakan bahwa kebanyakan kasus disfungsi ereksi yang dialami pria adalah disebabkan kecanduan film porno. Karena adegan-adegan seks yang terdapat dalam film tersebut dapat merusak bagian dalam otak, yang pada akhirnya berefek negatif pada kehidupan berkeluarga.

Sebuah penelitian di Universitas Cambridge menunjukan adanya tiga bagian dalam otak yang sangat aktif ketika seseorang sedang menyaksikan adegan seks, dan ternyata tiga bagian ini pula yang aktif saat seseorang sedang menikmati narkoba. Kesimpulan ini diambil dari hasil pemotretan otak melalui resonansi magnetis.

Jadi kecanduan pornografi sama saja dengan kecanduan zat adiktif berupa narkoba. Akibat buruknya pun sama, keduanya merusak otak secara parah, dan juga merusak kehidupan sosialnya. Obatnya sangat sederhana, yaitu menjauhi pornografi.

Para ahli mengklaim ini adalah penelitian pertama yang menemukan efek buruk dari menonton pornografi. Padahal sejak berabad-abad yang lalu, Al-Quran sudah memerintahkan umat Islam untuk ghadhul bashar (menundukkan, menjaga pandangan dari yang haram). Dalam surat An-Nur: 30 dikatakan, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”

Saat ini orang baru tahu bahwa menonton pornografi ternyata mempengaruhi dan memberikan efek negatif pada jaringan syaraf, sehingga mengurangi secara drastis hasrat seksual. Pornografi juga sangat berpengaruh pada jantung dan darah, meningkatkan potensi tekanan darah tinggi, dan merusak sistem hormon, sehingga menyebabkan berbagai penyakit jantung.

Dr. Abduldaem Kaheel kemudian menceritakan pengalamannya mengobati orang yang mengalami disfungsi ereksi. Beliau memberikan resep kepada pasien tersebut untuk sepenuhnya meninggalkan pornografi dan melihat wanita yang bukan istri dan mahramnya. Juga untuk merenungi dua ayat dalam Al-Qur’an, yitu surat An-Nur: 30 dan surat Al-Furqan: 74. Kemudian berdoa setiap hari, dan mendengarkan tilawah Al-Quran terutama menjelang tidur.

Setelah beberapa bulan, ternyata hasilnya mencengangkan. Kemampuan seksualnya sangat meningkat, bahkan lebih besar dari saat menjadi pengantin baru. Rasa saling cinta dan saling memahami antara dia dan istrinya juga bertambah. Keduanya jadi semakin mudah memahami kesalahan yang dilakukan masing-masing pasangan. Kesimpulannya, dia semakin bahagia dalam menikmati kehidupan berkeluarganya.

Ternyata pornografi dan tidak menjaga pandangan, walaupun sedikit akan merusak otak dan merusak kehidupan kita. Anak muda jadi sulit memutuskan untuk menikah karena otaknya mulai terganggu dan tidak berfungsi mengambil keputusan dengan baik. Kunci kebaikannya ternyata ada dalam Al-Quran yang kita baca sehari-hari. (Sumber: dakwatuna)





Bagikan: