Orang yang paling tersiksa dalam hidup ini adalah orang yang menunggu
kebahagiaan datang kepadanya tanpa mau berbuat sesuatu. Sadarilah,
bahwa hidup tidak akan pernah memberi kita kebahagiaan sebelum kita
sendiri datang menjemputnya. Dunia tidak berubah sebelum kita sendiri
mau berubah. Perasaan tidak bahagia sebenarnya adalah WARNING agar kita
segera berubah. Karenanya, jika saat ini kita merasa tidak bahagia, maka
berarti kehidupan sedang memberitahukan kepada kita bahwa ini saatnya
untuk berubah.
Perubahan yang saya maksud adalah perubahan cara berpikir kita,
keyakinan (core belief) kita, pilihan emosi kita, semangat spiritualitas
kita atau merubah keharmonisan diri kita dengan dunia di sekitar kita.
Jadi, menjadi bahagia sebenarnya adalah sebuah proses merubah diri kita.
Kebahagiaan adalah sebuah metamorfose cara berpikir, cara meyakini dan
cara bertindak dalam kehidupan ini. Dan proses metamorfose ini bisa jadi
tidak berbanding lurus dengan usia.
Sebagaimana sebuah slogan “Tua itu pasti – Dewasa itu pilihan”, maka
proses metamorfose ini sama sekali tidak ada hubunganya dengan usia.
Itulah mengapa banyak yang hidup bertahun-tahun di dunia tanpa ia tidak
kunjung mau berubah untuk menjadi bahagia. Sebaliknya, banyak anak muda
yang mungkin masih “muda” dalam usia tetapi “dewasa” dalam pikiran yang
kemudian mengantarkan mereka kepada pencerahan dan kebahgiaan.
William Jennings Bryant pernah mengatakan Destiny is not a matter of chance, it’s a matter of choice. It’s not a thing to be waited for, it’s a thing to be achieved.
Takdir bukan hanya masalah kesempatan tetapi takdir adalah masalah
pilihan. Takdir bukanlah sesuatu yang hanya ditunggu tetapi takdir
adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.
Suatu saat kita mungkin pernah merasa sangat tidak berdaya. Saat
dimana dunia serba gelap dan menyesakkan. Saat dimana kita merasa
benar-benar terdesak dengan tembok permasalahan. Saat kita merasa
benar-benar putus asa. Kita merasa stagnan, berhenti, mati suri dan
tidak mengalir. Pada titik ini, kita merasa sebagai si malang yang
sengsara atau si kaya yang tersiksa. Pada titik ini kita merasa tidak
ada lagi secercah cahaya. Pada titik berbahaya inilah, sebenarnya kita
harus cepat tersadar dan bergerak. Nyalakan nadi kehidupan kita lagi dan
mulailah proses metamorfose kebahagiaan anda.
Metamorfose ini akan menjelmakan anda menjadi diri anda yang baru (the new you).
Bagai kupu-kupu yang indah setelah mengalami berbagai proses perubahan
dalam metamorfose kehidupannya. Kupu-kupu itu dapat terbang bebas di
alarm raya kehidupan ini. Kupu-kupu yang penuh warna keindahan dan
menikmati setiap kepakan sayapnya. Dengan metamorfose kebahagiaan yang
anda jalani, anda benar-benar bisa mengarungi hidup ini dengan penuh
gairah dan optimisme.
Jangan pernah berhenti untuk berharap dan jangan pernah berhenti
berbuat, karena kehidupan akan terus bergerak. Harapan mungkin adalah
satu-satunya penyelamat anda saat ini. Harapan yang makin lama makin
meredup. Tugas anda adalah membiarkan dan menjaganya agar tetap menyala.
Ada sebuah kisah menarik yang dapat menginspirasi kita. Ada 4 lilin
yang menyala. Sedikit demi sedikit mereka habis meleleh. Suasana begitu
sunyi hingga terdengarlah percakapan mereka. Lilin pertama berkata “Aku
adalah iman”. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau lagi
mengenalku. Tak ada gunanya aku tetap menyala. Lebih baik aku membiarkan
diriku padam dan sedikit demi sedikit sang lilin imanpun padam. Lilin
kedua berkata “Aku adalah damai”. Manusia sudah tak mau menjagaku maka
tiupan anginpun memadamkanya. Lilin ketiga berkata “Aku adalah Cinta”.
Tak mampu lagi aku tetap menyala. Manusia tak lagi memandang dan
menganggapku berguna. Mereka saling membenci bahkan membenci orang-orang
yang mencintai mereka. Tanpa menunggu waktu lama, matilah lilin ketiga.
Tanpa terduga, saat itu ada seorang anak kecil yang memasuki ruangan
itu. Ia menangis tersedu-sedu karena ruangan yang semakin gelap temaram.
Ia berkata “Hai lilin, kalian harus tetap menyala, aku takut dengan
kegelapan”. Ia kembali menangis tersedu-sedu. Melihat anak kecil itu,
dengan haru lilin keempat berkata “Janganlah takut nak, jangan menangis,
selama aku masih menyala, engkau masih dapat menyalakan ketiga lilin
lainya”. Lilin keempat itu berkata….., “akulah harapan.” Dengan mata
bersinar, sang anak mengambil lilin harapan dan menyalakan ketiga lilin
lainnya.
Kisah diatas memang tidak nyata tetapi kisah diatas ingin bertutur
pada kita bahwa jika ingin bahagia, janganlah sekali-kali berpikir untuk
berhenti berharap. Jangan pula hanya menunggu harapan itu datang begitu
saja. Tapi buktikanlah harapan anda dengan berbuat yang terbaik. Allah
pasti memberi makan semua makhluk ciptaan-Nya tetapi tidak dengan
melemparkan makanan itu ke sarangnya. Makhluk itu harus tetap
mengejarnya sepenuh hati. (SUMBER)