"Menyebarluaskan Pengetahuan..."

Jangan Pernah Menunggu Kebahagiaan, CARILAH !!!

Orang yang paling tersiksa dalam hidup ini adalah orang yang menunggu kebahagiaan datang kepadanya tanpa mau berbuat sesuatu. Sadarilah, bahwa hidup tidak akan pernah memberi kita kebahagiaan sebelum kita sendiri datang menjemputnya. Dunia tidak berubah sebelum kita sendiri mau berubah. Perasaan tidak bahagia sebenarnya adalah WARNING agar kita segera berubah. Karenanya, jika saat ini kita merasa tidak bahagia, maka berarti kehidupan sedang memberitahukan kepada kita bahwa ini saatnya untuk berubah.

Perubahan yang saya maksud adalah perubahan cara berpikir kita, keyakinan (core belief) kita, pilihan emosi kita, semangat spiritualitas kita atau merubah keharmonisan diri kita dengan dunia di sekitar kita. Jadi, menjadi bahagia sebenarnya adalah sebuah proses merubah diri kita. Kebahagiaan adalah sebuah metamorfose cara berpikir, cara meyakini dan cara bertindak dalam kehidupan ini. Dan proses metamorfose ini bisa jadi tidak berbanding lurus dengan usia.

Sebagaimana sebuah slogan “Tua itu pasti – Dewasa itu pilihan”, maka proses metamorfose ini sama sekali tidak ada hubunganya dengan usia. Itulah mengapa banyak yang hidup bertahun-tahun di dunia tanpa ia tidak kunjung mau berubah untuk menjadi bahagia. Sebaliknya, banyak anak muda yang mungkin masih “muda” dalam usia tetapi “dewasa” dalam pikiran yang kemudian mengantarkan mereka kepada pencerahan dan kebahgiaan.

William Jennings Bryant pernah mengatakan Destiny is not a matter of chance, it’s a matter of choice. It’s not a thing to be waited for, it’s a thing to be achieved. Takdir bukan hanya masalah kesempatan tetapi takdir adalah masalah pilihan. Takdir bukanlah sesuatu yang hanya ditunggu tetapi takdir adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.

Suatu saat kita mungkin pernah merasa sangat tidak berdaya. Saat dimana dunia serba gelap dan menyesakkan. Saat dimana kita merasa benar-benar terdesak dengan tembok permasalahan. Saat kita merasa benar-benar putus asa. Kita merasa stagnan, berhenti, mati suri dan tidak mengalir. Pada titik ini, kita merasa sebagai si malang yang sengsara atau si kaya yang tersiksa. Pada titik ini kita merasa tidak ada lagi secercah cahaya. Pada titik berbahaya inilah, sebenarnya kita harus cepat tersadar dan bergerak. Nyalakan nadi kehidupan kita lagi dan mulailah proses metamorfose kebahagiaan anda.

Metamorfose ini akan menjelmakan anda menjadi diri anda yang baru (the new you). Bagai kupu-kupu yang indah setelah mengalami berbagai proses perubahan dalam metamorfose kehidupannya.  Kupu-kupu itu dapat terbang bebas di alarm raya kehidupan ini. Kupu-kupu yang penuh warna keindahan dan menikmati setiap kepakan sayapnya. Dengan metamorfose kebahagiaan yang anda jalani, anda benar-benar bisa mengarungi hidup ini dengan penuh gairah dan optimisme.

Jangan pernah berhenti untuk berharap dan jangan pernah berhenti berbuat, karena kehidupan akan terus bergerak. Harapan mungkin adalah satu-satunya penyelamat anda saat ini. Harapan yang makin lama makin meredup. Tugas anda adalah membiarkan dan menjaganya agar tetap menyala.

Ada sebuah kisah menarik yang dapat menginspirasi kita. Ada 4 lilin yang menyala. Sedikit demi sedikit mereka habis meleleh. Suasana begitu sunyi hingga terdengarlah percakapan mereka. Lilin pertama berkata “Aku adalah iman”. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau lagi mengenalku. Tak ada gunanya aku tetap menyala. Lebih baik aku membiarkan diriku padam dan sedikit demi sedikit sang lilin imanpun padam. Lilin kedua berkata “Aku adalah damai”. Manusia sudah tak mau menjagaku maka tiupan anginpun memadamkanya. Lilin ketiga berkata “Aku adalah Cinta”. Tak mampu lagi aku tetap menyala. Manusia tak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci bahkan membenci orang-orang yang mencintai mereka. Tanpa menunggu waktu lama, matilah lilin ketiga.

Tanpa terduga, saat itu ada seorang anak kecil yang memasuki ruangan itu. Ia menangis tersedu-sedu karena ruangan yang semakin gelap temaram. Ia berkata “Hai lilin, kalian harus tetap menyala, aku takut dengan kegelapan”. Ia kembali menangis tersedu-sedu. Melihat anak kecil itu, dengan haru lilin keempat berkata “Janganlah takut nak, jangan menangis, selama aku masih menyala, engkau masih dapat menyalakan ketiga lilin lainya”. Lilin keempat itu berkata….., “akulah harapan.” Dengan mata bersinar, sang anak mengambil lilin harapan dan menyalakan ketiga lilin lainnya.

Kisah diatas memang tidak nyata tetapi kisah diatas ingin bertutur pada kita bahwa jika ingin bahagia, janganlah sekali-kali berpikir untuk berhenti berharap. Jangan pula hanya menunggu harapan itu datang begitu saja. Tapi buktikanlah harapan anda dengan berbuat yang terbaik. Allah pasti memberi makan semua makhluk ciptaan-Nya tetapi tidak dengan melemparkan makanan itu ke sarangnya. Makhluk  itu harus tetap mengejarnya sepenuh hati. (SUMBER)










Bagikan: