Subhanallah, saya yakin pasti hari ini Allah SWT masih sangat sayang sama kita semua.
Dan Allah SWT akan terus menyayangi kita selama kita juga 'menyayangi' agama-Nya yang mulia ini, Islam.
Di
abad 21 ini bangsa dan umat Islam membutuhkan sosok generasi yang mampu
menjawab tantangan dan memberikan solusi dari berbagai permasalah yang
dihadapi oleh umat, bangsa, atau bahkan dunia ini.
Sosok
inilah yang nanti akan menjadi public figure bagi generasi pada masanya
atau bahkan setelahnya. Adapun generasi yang diinginkan itu adalah
sesosok generasi yang berkarakter rabbani.
Ya. Generasi yang berkarakter rabbani-lah jawabannya. Istilah 'generasi rabbani' sering kita jumpai menghiasi jaket-jaket para mahasiswa yang menjadi aktivis Islam. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan generasi rabbani itu? Adakah contohnya di zaman sekarang ini? Untuk menjawab semua pertanyaan itu marilah kita tengok sebentar sebuah ayat yang ada di dalam Al-Quran surat Ali 'Imran ayat 79. "… Tetapi hendaklah kalian menjadi orang-orang Rabbani, disebabkan kalian terus mengajarkan Al Kitab, dan kalian senantiasa mempelajarinya."
Dari ayat tersebut kita sebenarnya sudah bisa menarik kesimpulan siapa aja yang sebenarnya dimaksud sebagi sosok genrerasi yang berkarakter rabbani itu. Adalah generasi yang senantiasa belajar Al Kitab (baca: Al-Quran). Tak hanya sekedar mempelajarinya. Namun, mereka juga mengajarkannya kepada sesamanya atau generasi yang lain. Itulah sosok generasi yang akan mampu menjawab tantangan, memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi umat, dan menjadi public figure bagi generasi pada masanya dan bahkan setelahnya.
Terkait generasi yang berkarakter rabbani ini, ada sebuah penafsiran yang menarik dari sesorang tokoh yang bernama Al Imam Ibnu Jarir Ath Thabari. Beliau menafsirkan bahwa generasi yang berkarakter rabbani itu memiliki 5 (lima) karakter yang sangat khas. Kelima karakter itu terhimpun dalam satu tubuh. Mereka saling mendukung satu sama lain.
Karakter yang pertama adalah berilmu dan cerdas (berwawasan). Mereka mempunya motivasi belajar yang membara. Belajar dan belajar. Sehingga mereka mampu menguasi ilmu-ilmu tertentu. Ilmu yang dimaksudkan disini tentunya adalah ilmu Allah dalam konteks luas dan bermacam-macam. Namun secara umum, ilmu disini dibagi menjadi dua, yaitu ilmu khusus dan ilmu umum. Ilmu khusus adalah ilmu yang diturunkan melalui jalur wahyu Allah SWT. Sementara ilmu umum adalah ilmu yang diilhamkan oleh Allah SWT kepada manusia. Dengan kemampuan yang dimiliki manusia, ilmu itu dapat dirumuskan/dilahirkan. Jadi, yang dimaksud ilmu disini adalah sebuah keahlian (spesialisasi) dalam bidang tertentu. Contohnya; ilmu kedokteran, teknik, bahasa, sastra, pertanian, dan sebagainya. Alhamdulillah, dalam hal ini sudah dapat dicapai oleh para mahasiswa. Karena, kalangan mahasiswa memiliki sebuah kesempatan yang sangat luas untuk menguasai keahlian khusus tersebut. Sedangkan, untuk kalangan di luar mahasiswa, hal ini dapat diwujudkan dengan cara belajar dan belajar terus. Sampai spesialisasi itu dicapai.
Karakter yang kedua adalah memahami Islam dengan baik. Mereka adalah generasi yang faqih. Adapun yang harus difahami adalah berbagai prinsip dasar dalam Islam. Setidaknya mereka memahami aqidah, fiqih ibadah, akhlak, muamalah, halal dan haram serta hal-hal yang wajib dikuasai. Sehingga, mereka mampu menjadi seorang yang faqih sya’bi (faqih ditengah-tengah masyarakatnya). Sederhanya, jangan sampai ketika ditanya apa hukumnya memakan katak, mereka tidak dapat menjawabnya. Jika generasi ini selalu meningkatkan atau meng-up grade pemahaman ilmu-ilmu dinullah yang mulia ini, maka generasi ini tidak akan pernah keluar dari “relnya”. Yaitu Islam.
Karakter yang ketiga adalah mempunyai pengetahuan dan faham tentang politik. Mereka tidaklah cukup hanya berbekal dengan kafaah syar’I dan ilmiyah-nya saja. Mereka harus faham akan siyasah (politik). Mungkin para pembaca ada yang sedikit trauma dengan istilah 'politik'. Hal ini karena politik selalu diidentikkan dengan kecurangan dan kekotoran. Namun, yang dimaksud politik disini bukanlah politik dalam arti sempit (baca: politik praktis). Namun, politik dalam arti luas. Yaitu, segala sesuatu yang berurusan dengan rakyat dan negara. Mereka adalah generasi yang peka terhadap kondisi masyarakat dan negaranya. Sehingga mereka mampu berkontribusi dengan maksimal untuk bangsa dan umat ini.
Karakter yang keempat adalah memahami aspek manajemen dengan baik. Generasi ini memiliki tabiat teratur dalam segala urusannya. Aktifitas ataupun program apapun akan hancur berantakan jika tanpa pengaturan/manajemen yang baik. Jangankan aktifitas yang berhubungan dengan program kelembagaan, diri sendiri saja jika tanpa memiliki manajemen yang baik, maka seluruh hidupnya pun juga berjalan dengan tidak baik. Kesuksesan akan semakin sulit dicapai. Ilmu manajemen mutlak harus dikuasai oleh generasi ini. Karena dengan penguasaan manajemen yang baik sejak dini, niscaya generasi ini ke depan akan semakin meraih kesuksesan dan tentunya insya Allah membawa keberkahan.
Karakter yang terakhir (kelima) adalah mampu menjalankan semua urusan umat. Tentunya yang mendatangkan kemashlahatan bagi umat, baik dalam urusan dunia atau akhirat. Generasi ini memiliki kepedulian yang besar terhadap kepentingan-kepentingan umum.
Demikianlah gambaran generasi yang berkarakter rabbani.
Adakah diantara kita yang telah menjadi generasi rabbani?
(admin)