Mengapa Aku cinta Islam? Di antara alasan kenapa aku cinta Islam adalah karena kesempurnaan syari'at Islam dan keridhoan Allah pada ajaran ini. Jika Allah sudah ridho, tentu tidak boleh ada yang tidak suka karena langsung keridhoan itu datang dari Sang Kholiq (pencipta) yang berada di atas langit.
Dan ayat ini sudah menunjukkan keistimewaan ajaran Islam dibanding ajaran lainnya. Allah Ta’ala berfirman, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu” (QS. Al-Ma’idah: 3).
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang ayat di atas, “Ayat ini sudah menunjukkan bahwa inilah nikmat terbesar dari Allah terhadap umat Islam, di mana Allah telah menyempurnakan agama ini pada Islam sehingga mereka tidak butuh pada agama selain Islam. Begitu pula mereka tidak butuh pada Nabi selain Nabi mereka. Oleh karena itu, Nabi Muhammad dijadikan penutup para Nabi. Dan beliau diutus pada manusia dan jin. Tidak ada suatu yang halal dan yang haram kecuali yang beliau tunjukkan. Begitu pula tidak ada syari’at (ajaran) yang diikuti kecuali syari’at dari beliau. Dan setiap yang Nabi Muhammad kabarkan selalu benar dan tidak ada dusta.
Sebagaimana firman Allah: “Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.” (QS. Al An’am: 115).
Yang dimaksud ayat ini adalah benar dalam berita dan adil dalam setiap perintah dan larangan. Ketika dikatakan bahwa Islam telah disempurnakan, itu pertanda bahwa nikmat telah sempurna.
Ali bin Abi Tholhah berkata dari Ibnu ‘Abbas ketika menerangkan ayat di atas, “Yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Islam. Allah telah mengabarkan pada Nabinya dan orang-orang beriman bahwa agama mereka telah disempurnakan sehingga mereka tidak butuh lagi pada penambahan selamanya. Allah telah menyempurnakan agama mereka berarti pula tidak boleh dikurangi. Dan Allah pun ridho, maka tidak boleh ada yang murka selamanya.” (Diriwayatkan oleh Ath Thobary)
Dari Thoriq bin Syihab, ia berkata bahwa seorang Yahudi pernah berkata pada Umar, “Wahai Amirul Mukminin, seandainya ayat (yang artinya), “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” turun di tengah-tengah kami, maka tentu kami akan menjadikannya sebagai hari ‘ied (hari raya).” ‘Umar pun berkata, “Aku mengetahui di hari apa ayat tersebut turun yaitu di hari ‘Arofah di hari Jum’at.” (HR. Bukhari).
Semoga dengan mengetahui hal ini semakin membuat kita mencintai Islam yang sempurna.