"Menyebarluaskan Pengetahuan..."

Cinta Keluarga


“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan 
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: “wahai Tuhanku, kasihanilah mereka, sebagaimana mereka 
berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al Israa’: 23-24)

Keluarga.... Keluarga adalah tempat dimana kita bisa merasakan berbagai cinta. Cinta pada ayah, ibu, adik, kakak, kakek, nenek, suami, anak-anak dan cinta kepada seluruh anggota keluarga kita yang lainnya.

Karena Mereka, Kita Ada 

Perhatikanlah ayat di atas. Allah SWT menyandingkan berbuat baik kepada kedua orang tua dengan perintah ibadah kepada-Nya. Mengapa? Sebab jasa orang tua begitu besar dan takkan pernah terbalaskan. Cobalah letakkan sebuah bantal yang agak berat di perut kita, lalu bawalah ke manapun kita pergi. Jangan lepaskan bantal itu ketika kita ke pasar, ke kamar mandi, bahkan ketika tidur. Kira-kira bagaimana rasanya? Tentu kita akan tahu betapa repot dan menyusahkannya bantal itu.

Namun seorang ibu tidak pernah mengeluh ketika mengandung buah hatinya selama sembilan bulan. Dibawa kemanapun ia pergi. Doa terus mengalir dari mulutnya agar anak yang dikandungnya ini menjadi perhiasan hidupnya. Sampai pada akhirnya, seorang ibu harus mempertaruhkan nyawanya demi si buah hati tercinta. Subhanallah, sungguh sebuah pengorbanan yang sangat besar dan jihad yang sangat hebat. 

Pengorbanan ayah tak kalah hebat. Ia tak hanya duduk berpangku tangan. Tapi memeras keringat dan membanting tulang. Mencari nafkah untuk keluarga tercinta. Kadang berangkat sebelum matahari terbit, dan pulang saat matahari sudah tenggelam. Hujan panas di terjang demi mendapatkan rizki halalan thayyiban. Kepala ayah tak berhenti berputar dan berpikir untuk menghidupi keluarganya. Makanan yang sehat, susu si kecil, persiapan biaya sekolah, pakaian yang indah dan segudang hal lainnya yang menjadi tanggung jawabnya. Bukankah semua itu bukti pengorbanan yang besar? 

Pantas jika Allah SWT mengingatkan hamba-Nya untuk memuliakan orang tua. Bahkan meski orang tua yang berbeda agama dengan kita, kehormatan itu tak boleh hilang.

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kamu kembali, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Contoh nyata cinta pada keluarga bisa kita lihat pada keluarga Nabi Ibrahim as. Ayahnya kafir dan pembuat patung berhala, namun beliau masih berbicara kepadanya dengan sangat santun. Adabnya yang mulia itu di balas oleh Allah SWT melalui anaknya yang saleh, Isma’il As. Ketika hendak di sembelih, Isma’il kecil juga menjawab pertanyaan ayahnya dengan penuh adab.

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur baligh) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Jika terhadap orangtua yang berbeda agama saja kita masih diperintahkan untuk mepergaulinya dengan baik, apalagi jika orangtua kita seiman dengan kita. Tentu saja, penghormatan kepada mereka harus lebih baik. Panggillah mereka dengan panggilan yang baik, dengarkanlah nasehat mereka, jangan sekali-kali membantah, apalagi menyakiti fisik dan hatinya.

Oke deh, mulai sekarang, jangan sia-siakan anugerah terbesar dalam hidup kita. Berbahagialah jika kamu masih memiliki orang tua karena waktu berbaktimu menjadi lebih panjang. Curahkan cinta, kasih sayang, dan perhatian padanya dengan totalitas sebagai wujud bakti kita kepada mereka. Juga kepada adik-adik, kakak-kakak, nenek-nenek, dan keluarga besar kita. Cintailah mereka karena cinta kita pada Allah SWT.











Bagikan:

Arsip