"Menyebarluaskan Pengetahuan..."

Asma' binti Abu Bakar: Pemilik Dua Selendang dari Surga

Nama lengkapnya adalah Asma' binti Abdullah bin Utsman Abi Bakar Ash-Shiddiq. Asma merupakan anak dari salah satu dari sepuluh orang yang dijamin masuk syurga oleh Allah, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. 

Ibunya bernama Qutayrah binti Abu Uzza dari Banu Amir bin Lu'ai. Pamannya adalah Abdurrahman bin Abu Bakar ra., yakni pemanah yang handal dan kesatria yang gagah berani. Kakeknya adalah Abu Quhafah yang disebut sebagai salah satu sahabat rasulullah SAW.

Asma' telah dilahirkan 27 tahun sebelum Hijrah. Usianya lanjut, sehingga beliau wafat pada tahun ke-73 sesudah Hijrah. Berarti usianya genap satu abad. 

Asma' telah memeluk Islam bersama-sama orang yang pertama memeluk Islam. Dia adalah orang yang kedelapan belas dalam urutan orang-orang yang mula-mula memeluk Islam. Usia Asma' delapan tahun lebih tua dari 'Aisyah ra.

PERNIKAHANNYA
Asma' menikah dengan Zubair bin Awwam ra. yang dijuluki sebagai Hawari (pengawal setia) Rasulullah dan dikenal sebagai salah satu dari orang-orang yang telah dijanjikan masuk surga. 

Ia melahirkan anaknya di Madinah dan bayinya adalah bayi pertama yang dilahirkan di negeri tempat ummat Islam berhijrah kala itu. Anaknya bernama Abdullah bin Zubair yang tumbuh menjadi pejuang Islam dan dikisahkan menjadi khalifah yang ahli ibadah dan jihad. Selain 'Abdullah, anak-anaknya yaitu Urwah, Mundzir, Asim, Muhajir, Khadijah, Ummul Hasan dan 'Aisyah.

Asma' binti Abu Bakar berkata, "Ketika aku menikahi Zubair, dia belum mempunyai rumah, juga tidak mempunyai budak. Dia tidak mempunyai apa-apa di muka bumi ini selain kudanya. 

Akulah yang biasanya menggembalakan kudanya, memberinya makan, dan merawatnya. Selain itu aku juga yang menggiling bibit kurma, menggembalakan unta, memberinya minum, menambal ember, dan membuat roti. 

Sebenarnya aku tidak begitu pandai membuat roti, maka tetanggaku orang Anshar yang biasanya membuatkan roti untukku. Mereka adalah wanita-wanita yang ramah."

Pada suatu ketika Asma' merasa Zubair berlaku keras terhadapnya. Lalu Asma' menemui ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan mengeluhkan tentangnya. Ayahnya berkata, "Putriku, Sabarlah. Jika seorang wanita mempunyai suami yang shaleh dan dia meninggal, lalu wanita itu tidak menikah setelah itu, mereka akan dipersatukan kembali di surga." 

Suaminya, Zubair telah syahid dalam pertempuran jamal.

PERAN YANG BESAR KETIKA RASULULLAH HIJRAH
Dari masa jahiliyyah hingga ke masa pemerintahan Bani Umayyah. Semenjak permulaan Islam, Asma' telah banyak membantu perjuangan Nabi SAW beserta ayahnya.

Ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra. dikejar-kejar oleh kafir-kafir Quraisy, keduanya bersembunyi di gua Tsur, maka setiap petangnya, Asma' binti Abu Bakar seorang diri telah datang ke tempat persembunyian itu untuk membawa makanan dan minuman untuk Nabi SAW serta ayahnya. 

Pada malam ketiga, Asma'juga telah datang ke tempat persembunyian Rasulullah SAW dengan rnembawa Seorang penunjuk jalan, yaitu Abdullah bin Uraiqith.

Kemudian Nabi SAW bersama sahabatnya meninggalkan gua itu untuk melanjutkan perjalanan. Sedangkan Asma' membawakan bungkusan makanan bagi mereka. 

Dan karena dia tidak menemukan tali untuk mengikat makanan itu pada unta, maka ia membuka tali ikat pinggangnya, lalu disobeknya menjadi dua utas tali. 

Yang satu dijadikan ikat makanan kepada unta, dan yang lain diikatkan pada pinggangnya. Dan sejak itulah dia telah dikenal dengan panggilan 'Wanita yang mempunyai dua ikat pinggang'.

Setelah berkhidmat dan membantu perjuangan Nabi SAW Ketika berhijrah ke Madinah, Asma' segera kembali ke rumahnya. Namun, belum sempat Asma' tiba di rumahnya, beberapa orang kaum Quraisy dengan diketuai oleh Abu jahal, sudah berada di belakangnya. 

Asma' ditanya dengan berbagai pertanyaan. Tetapi dia tetap menjawab, 'Saya tidak tahu.' Hal itu telah membuat Abu Jahal marah, lalu dia menampar Asma' dengan tangannya yang kasar itu. 

Lantaran tamparan itu terialu kuat, sehingga anting-anting Asma' tercabut dari telinganya. Rasa sakit dari tamparan Abu jahal itu terus terasa oleh Asma' sampai beberapa hari, bahkan dia tidak dapat melupakannya seumur hayatnya. 

Abu Jahal adalah orang yang paling disegani oleh penduduk Mekkah karena kekayaan dan kekejamannya. Ia mampu menahan rasa sakit dari pukulan Abu Jahal yang memukulnya dikala ia sedang mengandung.

KECERDASAN, KESHOLEHAN, DAN KEDERMAWANANNYA
Suatu ketika dikala Rasulullah SAW keluar dari Makkah, ayahnya (Abu Bakar) membawa seluruh hartanya. 

Tiba-tiba kakeknya yang buta datang dan mencemaskan mereka karena mengetahui bahwa anaknya telah meninggalkan keluarganya tanpa harta dan pergi bersama Rasulullah yang waktu itu dicari-cari oleh orang-orang Kafir Qurais. 

Asma lalu segera mengumpulkan bebatuan yang ada di sekitarnya dan menyusunnya dalam bungkusan kain di gudang rumahnya. Setelah itu ia memegang tangan kakeknya dan memintanya untuk meraba tumpukan batu yang telah diselimuti kain tadi. 

Hal tersebut ia lakukan dengan tujuan agar kakeknya tidak merasa cemas dan menjaga kehormatan Ayahnya di hadapan Kakeknya.

Asma juga dikenal sebagai wanita yang taat terhadap suami dan menjaga kehormatannya. Asma' sering menjujung bibit kurma di kepalanya dari hasil tanah milik Zubair yang telah dihadiahkan oleh Rasulullah SAW kepadanya. Tanah itu jauhnya sekitar 2 mil. 

Suatu hari, Asma' sedang membawa bji-biji kurma itu di atas kepalanya, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Rasulullah SAW dan sekelompok sahabat ra. Lalu Beliau SAW memanggil Asma', "Ayo! lkutiah!" Beliau SAW mengajaknya agar ikut di belakang beliau. 

Asma' merasa malu sekali berjalan bersama para laki-laki. Dan ia teringat akan Zubair dan kecemburuannya. Karena Zubair termasuk orang yang paling pencemburu. 

Dan ketika Rasulullah SAW melihat bahwa Asma' malu, lalu beliau pergi. Setelah itu, Asma' menemui Zubair dan menceritakan kejadian tadi, "Tadi Rasulullah SAW bertemu denganku ketika aku sedang menjunjung biji kurma di kepalaku. Ada sekelompok sahabat bersama beliau. Beliau merundukkan untanya supaya aku bisa ikut menunggang unta itu bersama beliau, tetapi aku sangat malu dan aku tahu rasa cemburumu." 

Zubair berkata, "Demi Allah, memikirkanmu menjunjung biji kurma adalah lebih berat bagiku daripada kamu berkendaraan bersama beliau."

Selain itu, Asma merupakan wanita yang dermawan. Ia dikenal tidak pernah menampung hartanya. Meskipun ia dalam keadaan miskin, ia masih bisa bersedekah dengan apa yang dimilikinya. 

Asma' binti Abu Bakar pernah datang menemui Rasulullah SAW dan berkata, "Ya Nabi Allah! tidak ada apa-apa di rumahku kecuali apa yang dibawakan Zubair untukku. Salahkah bila aku menginfakkan sebagian dari yang dibawakannya itu?" 

Beliau SAW menjawab, "Infakkanlah yang kamu bisa. Jangan menimbun harta, atau Allah akan menahannya darimu." 

Kedermawanannya tidak diragukan lagi. Prinsip hidupnya adalah menyedekahkan apa yang ada, tanpa menyimpannya. la sangat menyakini, bahwa dengan memperbanyak sedekah akan menambah rezeki dan menyelesaikan masalah.

Diriwayatkan pula, bahwa Asma' binti Abu Bakar jika merasa tidak enak badan, maka dia akan membebaskan semua budak miliknya. Jika ia merasa sakit kepala, maka ia akan meletakkan tangannya di kepalanya, seraya berkata, "Tubuhku, dan yang diampuni Allah sudah cukup!" 

Asma' pun sering menasehati putra-putri dan ahli keluarganya, "Berinfaklah dan bersedekahlah dan jangan menanti agar uangmu berlebih. Jika engkau mengharapkan uangmu berlebih, engkau tidak akan mendapatkannya. Jika engkau bersedekah, engkau tidak akan menderita kerugian."

KEZUHUDAN DAN KEBERANIAN ASMA' BINTI ABU BAKAR
Ketika usianya bertambah tua, Allah telah memberinya ujian, yaitu kedua belah matanya menjadi buta. Dan kezuhudan dan kecintaannya kepada akherat, telah banyak menjauhkan dirinya dari tipu daya duniawi. 

Pernah pada suatu ketika, putranya yaitu Mundzir bin Zubair telah datang dari lrak. Dan ia mengirimi Asma' binti Abu Bakar ra. setelan baju yang terbuat dari kain halus yang sangat lembut. Ketika baju itu sampai, Asma' menyentuh kain itu dengan tangannya, lalu ia berkata, "Hussh, Kembalikan pakaian ini kepadanya!" Terlihat Asma' sangat gusar dengan hadiah itu. 

Melihat hal ini Mundzir berkata, "Wahai lbu, (baju) ini tidak tembus pandang!" Asma' menjawab, "Jika tidak tembus pandang, ia tembus cahaya." 

Kemudian Mundzir memberikan kepada Asma' sebuah pakaian biasa dan Asma' menerimanya. Asma' berkata, "Aku akan memakai pakaian seperti ini."

Diriwayatkan bahwa Asma' binti Abu Bakar ra. termasuk golongan wanita-wanita pemberani. Asma adalah salah satu wanita yang berani mengambil resiko atas Syahadat yang telah ia ucapkan. 

Ia juga telah merealisasikan pernyataan Syahadatnya dengan ketabahan dan keberaniannya dalam melewati rintangan-rintangan dari orang-orang yang memusuhi Islam.

Ketika anaknya, Abdullah telah terbunuh di tangan Al-Hajjaj. Hajjaj meletakkan mayatnya tersalib di atas batu. Dan dia bersumpah tidak akan menurunkannya dari atas salib itu, sehingga ibunya sendiri datang memohon kepadanya untuk menurunkan mayat itu. 

Akan tetapi, Asma' sangat enggan untuk menundukan kepalanya kepada Al-Hajjaj. Maka mayat itu terus bergantung di situ, sehingga genap setahun lamanya di atas salib. 

Dan ketika pada suatu hari Asma' lewat di situ, ia berkata, "Apakah masih belum sampai masanya bagi sang pahlawan ini untuk menapakkan kakinya di atas bumi!" 

Mendengar ucapannya tersebut, orang-orang bani Umayyah telah menganggap kata-kata Asma' itu sebagai permintaan belas kasihan kepada anaknya, maka mereka pun menurunkannya dari atas salib.

Al-Hajjaj pun datang kepada Asma' dengan penuh keangkuhan dan berkata kepadanya, "Apa pendapatmu tentang apa yang telah kulakukan terhadap anakmu?" 

Asma' menjawab dengan tegas, "Aku telah membinasakan dunianya, ketika dia telah berhasil membinasakan akhiratmu."

Salah satu bentuk keberanian Asma' ialah dia selalu menyimpan sebuah belati di bawah bantalnya untuk melawan para pencuri yang merajalela di Madinah. Namun keberanian Asma' bukan sekedar itu, bahkan ia berani berkata hak di hadapan seorang penguasa walaupun terasa pahit. 

la pernah pergi menemui Hajjaj dalam keadaan buta. Dia bertanya, "Di mana Hajjaj?" Mereka menjawab, "la tidak di sini." Dia berkata, "Katakanlah kepadanya bahwa aku mendengar Rasulullah SAW mengatakan bahwa Ada dua orang laki-laki di Thaif: Yang seorang adalah pendusta dan yang seorang lagi adalah perusak." 

Yang dimaksud perusak adalah Hajjaj itu sendiri. Ketika pesan itu disampaikan kepada Hajjaj, Hajjaj berbalik mengunjungi Asma' binti Abu Bakar ra. dan berkata kepadanya, "Putramu telah menumpang di rumah ini dan Allah telah membuatnya merasakan siksaan yang pedih yang telah dilakukan atasnya." 

Asma' menjawab, "Engkau berdusta. Dia berbakti kepada kedua orang tuanya, berpuasa dan shalat, tetapi demi Allah, Rasulullah SAW memberitahu kami bahwa seorang pendusta akan muncul dari Tsaqif, yang satu lebih buruk dari yang pertama, yaitu ia seorang perusak."

Asma' binti Abu Bakar ra. mewasiatkan sebelum wafatnya, "Jika aku meninggal dunia, mandikanlah aku dan kafanilah, serta berilah wewangian, tetapi jangan tinggalkan parfum di kain kafanku dan jangan mengikutiku dengan api." 

Asma' binti Abu Bakar ra. meninggal dunia beberapa malam setelah putranya Abdullah bin Zubair diturunkan dari salib.

Abdullah bin Zubair telah terbunuh pada hari Selasa, 17 jumadil-Ula tahun 73 Hijrah. Ia dan keluarganya adalah bukti bahwa pengaruh dari lingkungan dan didikan Islam yang kuat dari keluarga akan membentuk generasi-generasi yang rabbani. 

Semoga kita juga bisa membuktikan dengan mengambil resiko-resiko untuk menjaga keimanan kita. Karena Allahlah sebaik-baik pembalas dan kepada Allahkah kita akan kembali.

Allahu a'alam...






Bagikan:

Arsip