"Menyebarluaskan Pengetahuan..."

Menghadapi Tahun Transisi Menakutkan di Masa SMA

Berikut ini sebuah pertanyaan tentang menghadapi tahun transisi: momok menakutkan di masa SMA.


Pertanyaan:
Saya pelajar putri kelas 2 SMA. Kurang dari 1 bulan lagi in syaa Allah saya duduk di kelas 3 SMA. Namun saya sangat takut menghadapi tahun pelajaran berikutnya, padahal kelak saya bercita-cita melanjutkan studi ke fakultas farmasi.


Keluarga kami bermukim di  luar negeri yang jauh.  Di sana In syaa Allah saya akan melanjutkan studi ke SMA kemudian akan kembali ke negeri asal untuk melanjutkan studi perkuliahan.

Untuk melanjutkan studi ke fakultas farmasi diwajibkan memiliki tingkat nilai minimal 99%. Program apa yang dapat diikuti agar bisa lulus dan meneruskan ke fakultas tersebut? Seperti diketahui di luar negeri, hari Kamis dan Jumat adalah hari libur, sekira  2 minggu bulan Ramadan juga libur. Juga kami akan menunaikan ibadah haji pada minggu kedua liburan musim Haji. Bagaimana saya mampu memanfaatkan masa liburan yang panjang itu?


Jawaban:
Anakku tercinta, terima kasih atas perhatian dan kepercayaanmu. Kami akan menjelaskan beberapa pengertian yang diperlukan dan akan sangat membantu kamu tentu, dengan izin Allah.


1. Belajar di tahun mendatang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya sama sekali tidak terpisah. Jika kamu melewati tahun yang lalu atau tahun ini dengan baik, tenang, dan tanpa rasa takut, maka kamu dapat mewujudkan apa yang kamu inginkan dengan jerih payah tiap tahun itu.


Jika kamu beraktifitas pada tahun yang akan datang dengan pikiran yang sama seperti tahun sebelumnya, maka tahun itu akan menjadi tahun yang senang pula. Inilah yang kamu butuhkan!


Suratmu menggambarkan bahwa kamu menikmati menjadi anak pintar dan cerdas. Jangan takut pada tahun depan karena sebagaimana tahun lalu kepintaran dan kemampuan itu akan bersamamu di tahun mendatang. Metode tahun depan ialah metode tahun lalu. Ujian tahun depan sama dengan ujian lalu.


2. Hasrat untuk masuk Fakultas tertentu dan usaha mencapai hasrat itu tentu baik. Studi bukan satu-satunya lapangan untuk menggapai kesuksesan hidup . Studi hanya salah satu komponen dalam hidup manusia dan bukan hidup manusia itu sendiri. Masih terdapat kehidupan sosial yang lain, kehidupan budaya dan santapan akal pikiran, kemampuan dan hobi manusia yang beragam dan hal baik lainnya dalam hidup manusia.


Kesuksesan dalam hidup ialah campuran sempurna dari keberhasilan tiap bidang tadi dengan ragam ilmu pengetahuan, interaksi sosial, individualisme, budaya dan kemanusiaan.


Bukanlah akhir dunia jika seseorang masuk fakultas tertentu atau tidak . Kesuksesan ialah apa yang diperbuat dengan kemampuan sendiri.


Fakultas tidak menjadikan seseorang sukses atau membuatnya istimewa, tetapi manusia sendirilah yang membuat kesuksesan dengan bidang pekerjaan yang digelutinya.


Katakanlah, "Saya akan berusaha menggapai cita-cita. Namun jika terjadi kegagalan dalam menggapai kesuksesan karena sistem belajar, keadaan yang tidak diinginkan, atau sebab lain... jalan hidup belum berhenti. Sebaliknya akan lebih terbuka kekuatan yang selama ini terhalangi oleh mimpi yang saya anggap agung hingga tidak mau mendengar apa-apa. Dan sebenarnya mimpi itu tidak sesuai dengan kemampuan diri.


3. Kamu harus senang dengan ijazah yang ada dan sesuai dengan kemampuan. Tahun ajaran studi yang cukup panjang, kamu harus dapat menghindari rasa bosan, jemu, dan lelah. Dan kamu harus memanfaatkan waktu istirahat pada satu hari libur tiap minggunya.


Kamu harus membagi waktu liburan selama 1 tahun itu untuk belajar, hobi, dan istirahat. Inilah yang akan membuat tenang dan puas dalam mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan kemampuan.


Yang penting ialah mengerahkan semua yang ada pada diri kamu dan mencari kesuksesan hidup dengan pandangan yang luas, bukan hanya pada bidang studi saja.


Allahu a'lam...








Bagikan:

Arsip