"Menyebarluaskan Pengetahuan..."

Ternyata Begini Akhlak Rasulullah SAW terhadap Anak-anak

Memang Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi nabi dan rasul terakhir. Beliaulah yang mendapatkan amanah membawa risalah ajaran agama Islam ini untuk disampaikan kepada umat terakhir. Setelah beliau tidak ada nabi dan rasul lagi. 

Namun sebagai nabi dan rasul terakhir, beliau tetaplah manusia biasa seperti kita. Beliau juga makan dan minum seperti kita. Beliau juga bekerja dan istirahat serta tidur. Beliau juga menikah, berkeluarga, memiliki anak, dan bersosialisasi dengan masyarakat.

Tak terkecuali interaksi beliau kepada anak-anak yang ada di sekelilingnya. Bagaimanakah interaksi Rasulullah SAW terhadap anak-anak?  Berikut ini beberapa penjelasan terkait dengan sikap atau akhlak Rasulullah kepada anak-anak.

Ternyata begini akhlak Rasulullah SAW terhadap anak-anak. Dalam buku berjudul Islamic Montessori (Zahira, 2019) disebutkan bahwa  contoh teladan yang paling baik dalam menghadapi anak-anak dapat kita ambil dari sosok Rasulullah SAW.

Sesungguhnya, perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW merupakan contoh terbaik manusia di dunia. Ketika menghadapi dan berinteraksi dengan anak-anak, Rasulullah SAW adalah panutan yang utama.

Terkadang kita tidak sabar menghadapi tingkah pola anak-anak, padahal Rasulullah SAW telah mencontohkan teladan sabar dan tidak mudah marah terhadap mereka.

"Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad." (HR. Bukhari)

1. Rasa kasih sayang
Rasulullah SAW sangat menyayangi anak kecil dan menghargainya sebagai individu yang memiliki hati.  Di zaman Rasulullah SAW, para ayah cenderung kaku dan enggan mencium anak-anak mereka.

Ketika itu, Rasulullah SAW pernah didatangi seorang Arab Badui, kemudian mengatakan, "Kalian terbiasa mencium anak-anak, sedangkan kami tidak biasa mencium mereka. Kemudian Rasulullah SAW pun berkata, "Aku tidak bisa berbuat apa-apa apa apabila Allah mencabut rahmat dari hatimu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari kisah tersebut menyatakan bahwa mencium anak adalah iman dalam bentuk kasih sayang.  Apabila orang tua enggan bahkan mungkin jarang mencium dan memberikan kasih sayang terhadap anak-anaknya, dia tidak pernah merasakan rahmat Allah di dalam hatinya.

2. Bermain dengan anak-anak
Di zaman sekarang ini, orang tua disibukkan dengan gadget dan pekerjaan yang sering dijadikan alasan mereka ketika tidak dapat bermain dengan anak-anaknya.

Bermain merupakan dunia yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Apabila kita tidak menyempatkan waktu untuk bermain dengan mereka berarti kita sedang menjauhkan diri terhadap kehidupan anak.

Rasulullah SAW senang sekali meluangkan waktu dan bermain dengan anak-anak. Dikisahkan Rasulullah menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan anak lain dari putra-putra pamannya, Al-Abbas r.a. untuk berbaris dan berlomba mendapatkan hadiah.

Rasulullah SAW berkata, "Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku aku akan aku beri sesuatu (hadiah)." 

Dan mereka pun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya, lalu Rasulullah SAW memeluk dan menciumi mereka. Betapa mulianya Rasulullah SAW menghargai anak-anak dengan senantiasa bermain bersama mereka.

3. Bersifat lemah lembut
Sikap sabar dan lemah lembut adalah pondasi utama saat mendampingi anak-anak. Rasulullah selalu bersikap lemah lembut dan mampu menahan amarah.

Di dalam proses mendidik anak, kita tentu saja memahami bahwa karakteristik, pola pikir, dan keunikan setiap anak berbeda. Namun terkadang tingkah pola mereka sering menguji dan menguras emosi serta energi kita.

Padahal, Rasulullah SAW telah mencontohkan kepada kita untuk memahami anak dan kepolosan mereka dalam memandang dunia.

Dikisahkan, seorang anak kecil diantar kepada Rasulullah SAW untuk didoakan dan dimohonkan berkah serta diberi nama. Anak tersebut dipangku oleh Beliau.

Tiba-tiba sang anak buang air kecil di pangkuan beliau. Orang-orang disekitar yang melihatnya terkejut dan berteriak. Namun, Rasulullah SAW berkata, "jangan diputuskan anak yang sedang buang air kecil, biarkan dia sampai selesai dahulu."

Kemudian, beliau pun berdoa dan memberikan nama anak itu. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kotoran tersebut.

Demikian tadi teladan dari Rasulullah SAW terkait dengan interaksi beliau terhadap anak-anak. Semoga tulisan yang sedikit ini bisa menginspirasi para pembaca yang bijak untuk menjadi seorang ayah/bunda yang lebih baik lagi. Dan semoga putra dan putri ayah/bunda sekalian menjadi anak yang sholeh dan sholihah. Aamiin. Allahu a'lam...





Bagikan:

Arsip