"Menyebarluaskan Pengetahuan..."

BonoEdumedia.com: PENDIDIKAN

Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema pendidikan. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

BonoEdumedia.com: KELUARGA

Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema keluarga. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

BonoEdumedia.com: PEMUDA

Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema pemuda. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

BonoEdumedia.com: KEPEMIMPINAN

Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema kepemimpinan. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

BonoEdumedia.com: PRIBADI ISLAMI

Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema pribadi Islami. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

BonoEdumedia.com: VIDEO

Berbagai unggahan BonoEdumedia.com dalam bentuk video. Silakan kunjungi dan simak setiap video kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.

Apakah Pemimpin itu Selalu Benar?

Terbersit begitu saja dalam benak. Entah kenapa kok tiba-tiba teringat dengan kisahnya orang yahudi tua yang meminta keadilan kepada Umar bin Khattab karena rumahnya di Mesir terkena pelebaran masjid besar. Tak ingin pikiran ini hilang begitu saja, saya berusaha menuliskannya disini. Semoga mencerahkan.

Saat itu Gubernur Mesir (Amr bin Ash) sedang melakukan mega proyek pelebaran masjid. Ternyata dalam pelebaran itu mengenai rumah seorang yahudi tua ini.

Dengan berbagai macam cara negosiasi, rumah orang yahudi tua tersebut akan dibeli oleh negara. Mulai dari penawaran harga standard sampai paling mahal. Namun orang yahudi tua tersebut tetap menolak.

Akhirnya dengan berbagai pertimbangan (kepentingan umum dan tata kota), pemerintahan Mesir saat itu yang dipimpin Amr bin Ash menggusur paksa rumah orang yahudi tua tersebut.

Orang yahudi tua tersebut merasa bahwa pemerintahan di Mesir saat itu sangat tidak bijak. Dia merasa terdzolimi. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengadukan permasalahannya kepada pimpinan gubernur Mesir, yaitu Sang Khalifah saat itu, Umar bin Khattab.

Dia melakukan perjalanan yang sangat jauh, melewati gurun pasir, dan perjalanan yang melelahkan dari Mesir menuju Madinah. Demi mendapatkan suatu keadilan dari permasalahan yang dihadapinya.

Ada yang tahu jarak Mesir dan Madinah? Nanti kita kupas ya.

Sesampainya di Madinah, dia sangat terkejut saat melihat kondisi Sang Khalifah Umar bin Khattab. Sangat jauh dari prediksi dan bayangannya selama ini.

Dia bertemu Umar bin Khattab di masjid. Dengan pakaian yang sangat sederhana. Tanpa pengawalan yang ketat. Mudah mengaksesnya.

Oleh Umar bin Khattab diajaklah orang yahudi tua ini duduk di bawah pohon yang rindang. Ditanyalah maksud dan tujuannya menemuinya.

Orang yahudi tua tersebut menjelaskan dengan sangat detail permasalahan yang dihadapinya. Berharap dia mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya.

Sontak Umar bin Khattab emosi. Berubah mimik wajahnya. Mengisyaratkan kekecewaan atas pemerintahan Amr bin Ash di Mesir. 

Umar bin Khattab akhirnya meminta orang yahudi tua itu untuk mengambil sebuah sampah tulang yang berserakan di dekatnya dan memberikan kepadanya.

Diambilah sebuah pedang lalu digoreskan ujung pedang tersebut di atas tulang. Goresan itu seperti huruf Alif yang lurus dari atas ke barah, lalu dicoret di tengahnya. 

Diberikanlah tulang itu kepada orang yahudi tua tersebut. Dengan berpesan agar menyampaikan tulang ini kepada Gubernur Mesir, Amr bin Ash.

Orang yahudi tua ini bertambah keheranan. Bukan solusi yang diberikan atas permasalahannya, malah tulang yang dia dapat.

Selama perjalan pulang, tak henti-hentinya dia mengomel. Sudah jauh-jauh melakukan perjalanan, hanya tulang yang didapatkan.

Sesampainya di Mesir, dia langsung menemui Amr bin Ash. Dia serahkan tulang itu kepadanya. Dia menyampaikan bahwa telah mengadu kepada Umar bin Khattab dan diberi pesan menyampaikan tulang itu. 

Sewaktu Amr bin Ash menerima tulang itu, dia sangat terkejut. Mukanya menunjukkan rasa takut yang sangat. Tubuhnya gemetar. Keringan dingin keluar dari sekujur tubuhnya. 

Tanpa banyak bicara, Amr bin Ash langsung memanggil seluruh staff pemerintahannya untuk membongkar kembali masjid yang sudah hampir jadi tersebut. Tak hanya itu, dia meminta agar membangunkan lagi rumah milik orang yahudi tua itu dan mengembalikan padanya.

Amr bin Ash turun tangan langsung memimpin penghancuran bagian masjid yang melewati rumah orang yahudi tua tersebut. Namun, sebelum Amr bin Ash melakukannya, dengan segera orang yahudi tua itu menghampirinya dan mencegahnya.

Dia mengajukan beberapa pertanyaan kepada Amr bin Ash atas apa yang sebenarnya yang terjadi. Banyak pikiran berkecamuk dalam kepala orang yahudi tua itu.

Amr bin Ash menjelaskan bahwa tulang yang dia terima itu ada pesan dari Umar bin Khattab kepadanya untuk berlaku adil kepada siapa pun. Jika tidak, maka Umar bin Khattab akan memeranginya.

Mendengar penjelasan dari Amr bin Ash, orang yahudi tua ini sangat terpukau, terpana, dan heran. Ternyata begitu aturan Islam dalam menegakkan keadilan dan begitu juga ternyata ketaatan seorang gubernur kepada khalifah (pemimpinnya).

Akhirnya orang yahudi tua ini bergembira dengan Islam dan memantapkan hati untuk masuk Islam. Dia selanjtnya mewakafkan tanahnya untuk dibuat masjid.

Sungguh kisah yang sangat diharapkan terjadi saat ini. Allahu a'lam.

*****

Mari kita kupas satu persatu.

1. Kurang shalih seperti apa Amr bin Ash dan orang-orang di pemerintahannya saat itu. Selain shalih, mereka juga berilmu, berpegalaman, dan juga Allah SWT karuniakan kekayaan dunia. Tetapi mereka masih bisa saja membuat kebijakan yang tidak berpihak kepada orang kecil. Meskipun menurut mereka apa yang dilakukan tersebut untuk kepentingan umum dan keindahan tata kota. Tentu kebijakan itu sudah pasti ditetapkan melalui mekanisme musyawarah gubernur dan para staff-nya.

2. Orang yahudi tua itu saat ini bisa menjadi potret kondisi orang kecil, bawahan, karyawan, atau rakyat jelata. Terkadang kebijakan yang diberikan oleh pemerintah atasannya tidak berpihak pada dirinya. Dia dipaksa mengikuti kebijakan atasannya. Tetapi dia tak berputus asa untuk mencari sebuah keadilan. Hingga akhirnya dia mendapatkan keadilan seadil-adilnya. Bahkan hidayah masuk kedalam dirinya hingga dia masuk Islam.

3. Dalam mencari sebuah keadilan, dia harus melakukan perjalanan dari Mesir ke Madinah (PP). Adakah yang tahu berapa jarak Mesir ke Madinah? Coba cek di google! Bahwa disebutkan jarak Mesir ke Madinah (jika ditarik garis lurus) adalah 914 Km. Berarti total perjalanan dari berangkat hingga pulang, orang yahudi tua ini telah menembuh jarak 1.828 km. Melebihi jarak perjalanan Jakarta-Surabaya (PP). Lalu, berapa hari perjalanan yang telah dia tempuh? Bagaimana kondisi perjalanannya, bekal, dan kelelahan yang dia alami selama perjalanan? Dia orang yahudi, tak memiliki kenalan di Madinah yang mayoritas Islam. Bagaimana kondisi psikologisnya? 

4. Saat ini bisa jadi masih ada pemimpin (pada semua levelnya), yang dikaruniai kesholihan, ilmu, pengalaman, dan kekayaan. Tetapi kebijakan yang dibuatnya (menurutnya benar) untuk kepentingan bersama. Namun di satu sisi apakah tidak menyadari bahwa kebijakannya itu telah mendzalimi orang lain. 

5. Saat ini, Sang khalifah sudah tidak ada. Sang Khalifah yang hanya dengan goresan pada tulang mampu mengingatkan dan menegur gubernur sekaliber Amr bin Ash. Sudah tak ada lagi, manusia tempat mengadukan permasalahan untuk mencari keadilan dari para pemimpin di daerahnya. Tetapi, jangan lupa, Allah SWT (tuhannya Umar bin Khattab) terus selalu ada. Yang Selalu Mendengar aduan dari para manusia. 

6. Kalau Amr bin Ash saja luluh hatinya diingatkan dengan tulang bergoreskan ujung pedang, apakah para pemimpin yang saat ini merasa dikaruniai kesholihan, ilmu, pengalaman, dan kekayaan tetap merasa benar dengan kebijakannya, meskipun telah mendzalimi orang lain? Amr bin Ash saja mampu mengubah kebijakannya ketika dinasehati dan bahkan tidak beradu argumen untuk mempertahankan kebijakannya. Anda ingin dinasehati dengan cara apa? Apakah menunggu Allah SWT mencabut semua kesholihan, ilmu, pengalaman, dan kekayaanmu? Sekeras itukah hatimu? Ataukah malah bangga memiliki hati keras?

7. Sebagai orang kecil yang tak memiliki pengalaman, ilmu, dan kekayaan, bisa jadi merasa kedzoliman dari kebijakan yang mengatasnamakan kepentingan bersama, tak mampu dia lawan. Namun, curahan hati, aduan, keluh kesah, dan ratapan hatinya yang disampaikan kepada Rabbul ‘alamin tak ada yang mampu menahannya. Kepasrahan atas ketidakmampuan dalam mendapatkan haknya akan menjadi wasilah pertolongan Allah SWT kepadanya dan balasan sepadan kepada orang-orang yang membuat kebijakan dzalim kepadanya.

Demikian ulasan tentang kisah apakah pemimpin itu selalu benar. Semoga ini menginspirasi pembaca semuanya. Membacanya tidak boleh sambil baper. Kalu sudah kadung baper, ayo baca istighfar 100 kali. :) 

Bagikan:

Berbicara Di Depan Umum


Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara yang 
harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian audiens.

Untuk menarik perhatian audiens, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pembicara selain persiapan materi yang matang. 

Berikut beberapa cara untuk berbicara di depan umum:
1. Menyiapkan bahan
Hal yang paling pertama adalah membuat persiapan bahan yang akan dibicarakan misalnya jika mengenai bisnis, anda bisa mengambil topik mengenai tips sukses berbisnis atau cara menjadi pengusaha yang sukses. Buatlah pokok-pokok bahasan yang akan dibicarakan dan konsepnya.

2. Melatih berbicara pada lingkup yang lebih kecil
Setelah membuat bahan pembicaraan, lakukan latihan dengan cermin atau pada keluarga untuk menyimak pidato yang telah dibuat. Kemudian koreksi jika ada kekurangan cara berbicara yang baik setelah latihan, lalu perbaiki kembali.

3. Bersikap tenang dan rileks
Cara mengatasi stress ketika ingin tampil saat berbicara di depan umum dengan tetap tenang dan rileks. Tarik nafas dalam-dalam dan minum segelas air putih untuk menenangkan pikiran agar tidak gugup.

4. Berpikir positif
Terkadang pemikiran negatif seperti seperti; penonton akan menertawakan pidato anda, penonton tidak tertarik dengan pembicaraan atau penonton sama sekali tidak paham pembicaraan anda, hanya akan membuat kepercayaan diri anda menurun. Berfikir positif jika anda bisa melakukan yang terbaik untuk para penonton.

5. Kontak Mata 
Ketika menghadapi penonton apakah harus memalingkan pandangan atau tetap menatapnya? Hal pertama yang sebaiknya dilakukan sebelum mulai berbicara adalah dengan menatap wajah penonton sekitar. Hal ini sangat dilakukan agar perhatian penonton terfokus pada anda dan pertanda pidato anda akan segera di mulai.

6. Perhatikan penampilan
Peran penampilan sedikit banyak akan menunjang rasa percaya diri seseorang saat semua orang harus melihatnya. Pilihlah busana yang sesuai acara dan juga nyaman digunakan, agar tidak merasa terganggu saat berpidato.

7. Mengolah pernafasan
Menjaga ketahanan nafas sangat penting untuk berbicara di depan umum karena dibutuhkan energi untuk bernafas. Ketika gugup sistem pernafasan jadi tidak beraturan. Menarik nafas lalu menghembuskan nafas perlahan-lahan bisa anda lakukan, sebelum memulai pidato.

8. Menumbuhkan kepercayaan diri
Cara meningkatkan rasa percaya diri ketika diminta berbicara di depan umum bisa anda lakukan dengan memberikan saran atau sanggahan pada sebuah diskusi. Sehingga akan terbiasa untuk mengutarakan pendapat saat berdialog.

Allahu a'lam.

Bagikan:

Iblis, Setan, dan Godaan Mereka kepada Manusia


Iblis laknatullah benar-benar sungguh-sungguh dalam menggoda manusia agar tersesat 
dari jalan Allah SWT dan Rasul-Nya. 

Buktinya iblis juga menerapkan hukuman kepada para setan (pengikut iblis) apabila mereka gagal dalam menjalankan tugas untuk menjerumuskan manusia. 

Setan yang gagal tersebut akan diikat dan dibuang ke lautan. 

Bagaimana kisahnya....

Cara Iblis Menghukum Setan
Bersumber dari kitab Thanbihul Ghafilin diterangkan bahwa apabila tiba waktu shalat, maka iblis yang terlaknat akan menyuruh tentaranya yang terdiri dari setan-setan untuk mengganggu manusia.

Setan itu ditugasi supaya menyibukkan manusia dengan urusan duniawi sehingga melalaikan kewajiban shalat lima waktu.

Pada saat waktu shalat tiba, setan-setan itu akan berusaha sekuat tenaga untuk mengganggu manusia agar lalai dalam menjalankan shalat. Kalau setan gagal untuk melalaikan manusia dari ibadah shalat, maka setan akan mengganggu mereka-mereka dengan cara menyuruh supaya tidak menyempurnakan gerakan ruku dengan benar, tidak menyempurnakan sujud dengan benar, rasa was-was dalam hati dan begitu juga dengan bacaan-bacaan shalat.

Setan Diikat dan Dilempar
Namun begitu, ada juga setan yang gagal total (gatot) untuk menggoda shalatnya manusia. Nah, mereka yang gagal tersebut akan pulang dalam keadaan merugi lagi hina.

Kerika setan itu kembali, mereka melaporkan kegagalan mereka kepada iblis. Pada saat itulah iblis akan marah besar dan menghukum setan yang gagal tersebut. 

Setan yang gagal akan diikat dan dilemparkan ke dalam laut yang sangat dalam. Itulah hukuman dari iblis untuk para anak buahnya.

Hadiah Iblis Bagi Setan yang Berhasil Menggoda Manusia
Dalam Kitab Thanbihul Ghafilin dikisahkan bahwa apabila setan-setan itu sukses membuat manusia enggan melaksanakan shalat, maka setan itu akan menerima pujian dan dimuliakan di hadapan iblis.

Shalat adalah ibadah paling menentukan posisi seorang hamba di akhirat kelak. Jika shalatnya baik, maka baiklah nilai amal yang lain. Dan begitu juga dengan sebaliknya.

Wajar jika iblis menugaskan tentara khususnya untuk menggarap tugas ini. Ada setan spesialis yang mengganggu orang shalat, menempuh segala cara agar shalat seorang hamba kosong dari nilai atau minimal rendah kualitasnya. Setan itu bernama "Khanzab".

Utsman bin Affan pernah bertanya kepada Raulullah SAW, "Wahai Rasulullah, setan telah mengganggu shalat dan bacaanku."

Rasulullah SAW bersabda, "Itulah setan Khanzab, jika engkau merasakan kehadirannya, maka bacalah ta'awudz kepada Allah dan meludah kecillah ke arah kiri tiga kali." (HR. Ahmad).

Ketahuilah, shalat adalah tiang agama Islam. Itu artinya manusia yang beragama Islam (setiap muslim), wajib hukumnya menegakkan, menjalankan shalat lima waktu. Jangan sampai lalai terhadapnya. Shalat juga sebagai pembeda apakah seseorang beragama Islam atau tidak.

Allhau a'lam...

Bagikan:

Cardinal Numbers

Silakan simak penjelasan materi pada video berikut ini:



1st : First
2nd : Second
3rd : Third
4th : Fourth
5th : Fifth
6th : Sixth
7th : Seventh
8th : Eight
9th : Ninth
10th : Tenth

11th : Eleventh
12th : Twelfth
13th : Thirteenth
14th : Fourteenth
15th : Fifteenth
16th : Sixteenth
17th : Seventeenth
18th : Eighteenth
19th : Nineteenth
20th : Twentieth

21st : Twenty first
22nd : Twenty second
23rd : Twenty third
24th : Twenty fourth
25th : Twenty fifth
26th : Twenty sixth
27th : Twenty seventh
28th : Twenty eighth
29th : Twenty ninth
30th : Thirtieth

Cara penulisan tahun dalam bahasa Inggris ada 2 cara:
1. Tahun sebelum tahun 2000
- Penulisan / penyebutannya dua angka pertama dulu, lalu dua angka berikutnya.

Contoh:
1990 : nineteen ninety
1997 : nineteen ninety-seven

2. Tahun setelah tahun 2000
- Penulisan / penyebutannya dua ribu dulu lalu angka berikutnya dengan diberi kata penghubung "and" setelah dua ribu.

Contoh:
2005 : two thousand and five
2021 : two thousand and twenty-one




Bagikan:

Kisah Toleransi Beragama ala Rasulullah SAW

Setelah Hamzah dan Umar masuk Islam, kaum musyrikin Mekkah semakin khawatir terhadap dakwah Rasulullah. Mereka telah melakukan banyak cara untuk menghentikan dakwah Rasulullah mulai dari harta dan kekuasaan, hingga berencana membunuh Rasulullah. 

Dan ketika kaum Musyrikin Quraisy gagal dalam perundingan, hasutan, bujukan, ancaman, intimidasi sampai kegagalan yang dialami Abu Jahal yang hendak membunuh Rasulullah, mereka kemudian mengajak Rasulullah untuk mengambil jalan tengah.

Beginilah Kisah Toleransi Beragama ala Rasulullah SAW. Ibnu Ishaq meriwayatkan, dia berkata, “Pada satu ketika datang orang-orang Quraisy kepada Rasulullah SAW yang saat itu sedang thawaf di sekitar Ka'bah, di antara mereka adalah al-Aswwad bin al-Muthallib bin Asad bin Abdul Uzza, al-Walid bin Mughirah, Umayyah bin Khalaf dan al-Ash bin Wa'il as-Sahmi, mereka semua termasuk sesepuh dari kaumnya, mereka berkata, "Wahai Muhammad, bagaimana kalau kita bekerja sama dalam ibadah kita. Kami akan menyembah apa yang engkau sembah, tetapi engkau harus menyembah apa yang kami sembah. Jika yang engkau sembah lebih baik, kami akan menyembah Tuhanmu, tetapi jika yang kami sembah ternyata lebih baik maka engkau harus menyembah tuhan kami. 

Lalu turunlah firman Allah SWT: Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan utukkulah, agamaku.” (QS Al Kafirun: 1-6)

Abdul bin Humaid dan yang lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, orang0orang Quraisy itu berkaya, “Jika engkau (Muhammad) mau menerima tuhan kami maka kami akan menyembah Tuhanmu.” 

Lalu, Allah menurunkan surat Al Kafirun tersebut. Riwayat dari Ibnu Jarir mengatakan orang-orang Quraisy itu berkata, “Satu tahun engkau menyembah tuhan kami dan satu tahun kami menyembah Tuhanmu,”

Lalu Allah menurunkan ayat: Katakanlah: “Maka apakah kamu menyuruh aku untuk menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?” (QS az-Zumar: 64)

Beginilah Kisah Toleransi Beragama ala Rasulullah SAW. Setelah Allah memotong perundingan yang lucu ini dengan ayat-ayat yang begitu tegas, orang-orang Quraisy tidak kehilangan akal dan putus asa begitu saja. 

Bahkan mereka menambahkan berbagai ajuan kepada Nabi, seperti yang disitir dalam Al Quran: Mereka berkata, “Datangkanlah al-Quran yang lain dari ini atau gantilah dia…” (QS Yunus:15)

Allah menyangkal perkataan mereka dengan ayat berikut: “Katakanlah: “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat).” (QS Yunus : 15)

Lalu Allah SWT memperingatkan dengan ayat berikut ini: “Dan Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami; dan kalau sudah begitu tentu|ah mereka mengambil kamu Jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka, kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami. (QS Al Israa: 73-75). 

Beginilah Kisah Toleransi Beragama ala Rasulullah SAW. Allahu a'lam...

Bagikan:

Begini Ternyata Sikap Toleransi dalam Al Quran Surat Al Kafirun


“Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu 
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” (QS Al Kafirun 1-6)

Begini Ternyata Sikap Toleransi dalam Al Quran Surat Al Kafirun. Surah Al-Kafirun adalah surah ke-109 dalam al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 6 ayat dan termasuk surat Makkiyah. Nama Al Kaafiruun (orang-orang kafir) diambil dari kata yang muncul pada ayat pertama surat ini. 

Pokok isi surat ini adalah tidak diijinkannya kompromi dalam bentuk mencampuradukkan ajaran agama Surat al-Kaafiruun mengisaratkan tentang habisnya semua harapan orang-orang kafir dalam usaha mereka agar Nabi Muhammad meninggalkan dakwahnya serta anjuran dalam bertoleransi.

Tentu kalian semua telah menghafal surat Al Kafirun bukan? Nah sekarang marilah kita bersama sama membaca surat Al Kafirun Secara umum, surat al-Kafirun memiliki dua kandungan utama. 

Pertama, ikrar kemurnian tauhid, khususnya tauhiduluhiyah (tauhid ibadah).

Kedua, ikrar penolakan terhadap semua bentuk dan praktek peribadatan kepada selain Allah, yang dilakukan oleh orang-orang kafir. 

Melihat pentingnya kedua kandungan makna surat ini sehingga perlu ditegaskan kembali dengan berbagai bentuk penegasan yang tergambar secara jelas di bawah ini, seperti:

1. Allah memerintahkan Rasul SAW untuk memanggil orang-orang kafir dengan khi tab (panggilan) ‟Yaa ayyuhal kafirun‟ (Wahai orang-orang kafir), padahal Al-Qur'an tidak biasa memanggil mereka dengan cara yang vulgar semacam ini. Yang lebih umum digunakan dalam Al-Qur'an adalah khi tab semacam ‟Ya a ayyuhan naas‟ (Wahai sekalian manusia) dan sebagainya.

2. Pada ayat ke-2 dan ke-4 Allah memerintahkan Rasulullah SAW untuk menyatakan secara tegas, jelas dan terbuka kepada mereka, dan tentu sekaligus kepada setiap orang kafir sepanjang sejarah, bahwa beliau (begitu pula ummatnya) sama sekali tidak akan pernah menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.

3. Pada ayat ke-3 dan ke-5 Allah memerintahkan Rasulullah SAW untuk menegaskan juga dengan jelas dan terbuka bahwa, orang-orang kafir pada hakikatnya tidak akan pernah benar-benar menyembah-Nya.

Dimana hal ini bisa pula kita pahami sebagai larangan atas orang-orang kafir untuk ikut-ikutan melakukan praktek- praktek peribadatan kepada Allah sementara mereka masih berada dalam kekafirannya.

Mereka baru boleh melakukan berbagai praktek peribadatan tersebut jika mereka sudah masuk ke dalam agama Islam.

4. Allah menegaskan hal kedua dan ketiga diatas dengan melakukan pengulangan ayat, dimana kandungan makna ayat ke-2 diulang dalam ayat ke-4 dengan sedikit perubahan redaksi nash, sedang ayat ke-3 diulang dalam ayat ke-5 dengan redaksi nash yang sama persis. 

Adanya pengulangan ini menunjukkan adanya penafian atas realitas sekaligus larangan yang bersifat total dan menyeluruh, yang mencakup seluruh waktu (yang lalu, kini, yang akan datang dan selamanya), dan mencakup seluruh bentuk dan macam peribadatan.

5. Allah memungkasi dan menyempurnakan semua hal diatas dengan penegasan terakhir dalam firman-Nya: ‟Lakum diinukum wa liya diin‟ (Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku). 

Dimana kalimat penutup yang singkat ini memberikan sebuah penegasan sikap atas tidak bolehnya pencampuran antara agama Islam dan agama lainnya.

6. Sikap pengakuan terhadap kemajemukan dalam hal beragama namun bukan pengakuan pembenaran terhadap agama lain. Dan hal itu didukung oleh pernyataan yang menegaskan bahwa, tidak boleh ada pemaksaan untuk masuk agama Islam, apalagi agama yang lain, yakni dalam firman Allah: ”Laa ikraaha fiddiin” (QS. Al-Baqarah [2]: 256). 

Dan hal itu lebih dikuatkan lagi dengan dibenarkannya kaum mukminin bergaul, berhubungan, berinteraksi dan bekerjasama dengan kaum kafirin dalam berbagai bidang kehidupan umum, seperti bidang sosial kemasyarakatan, ekonomi, bisnis dan perdagangan, politik, pemerintahan dan kenegaraan, dan lain-lain. 

Begini Ternyata Sikap Toleransi dalam Al Quran Surat Al Kafirun. Yang jelas semua bidang selain bidang khusus agama yang mencakup masalah aqidah dan ibadah.

Contoh Perilaku Toleransi 
1. Dalam Kehidupan Sekolah
Dalam kehidupan di sekolah dibutuhkan adanya toleransi baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala sekolah dengan murid, guru dengan murid maupun murid dengan murid. Toleransi tersebut dibutuhkan untuk terciptanya proses pembelajaran yang kondusif, sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan dapat tercapai. 

Adapun contoh-contoh toleransi dalam kehidupan sekolah antara lain:
a. Mematuhi tata tertib sekolah.
b. Saling menyayangi dan menghormati sesama pelajar.
c. Berkata yang sopan atau menyinggung perasaan orang lain.

2. Dalam Kehidupan di Masyarakat
Cobalah Anda renungkan dan Anda sadari mengapa terjadi peristiwa seperti tawuran antar pelajar di kota-kota besar, tawuran antar warga, peristiwa atau pertikaian antar agama dan antar etnis dan lain sebagainya.

Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan cerminan dari kurangnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu:
a. Adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama.
b. Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan.

3. Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di dalamnya terdapat kehidupan berbagai macam pemeluk agama, penganut kepercayaan dan suku bangsa yang berbeda. 

Namun demikian perbedaan-perbedaan kehidupan tersebut tidak menjadikan bangsa ini tercerai-berai, akan tetapi justru menjadi kemajemukan kehidupan sebagai suatu bangsa dan Negara Indonesia. 

Oleh karena itu kehidupan tersebut perlu tetap dipelihara agar tidak terjadi disintegrasi bangsa.

Adapun toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Merasa senasib sepenanggungan.
b. Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau nasionalisme.
c. Mengakui dan menghargai hak asasi manusia

Begini Ternyata Sikap Toleransi dalam Al Quran Surat Al Kafirun. Setelah kita mempelajari tentang toleransi yang terdapat dalam surat Al Kafirun, marilah kita simpulkan dari uraian diatas. Dari pemaparan diatas dapatlah kita tarik beberapa kesimpulan diantaranya bahwa surat al-Kaafiruun mengisaratkan tentang habisnya semua harapan orang-orang kafir dalam usaha mereka agar Nabi Muhammad meninggalkan dakwahnya serta anjuran dalam bertoleransi dalam Islam adalah toleransi sebatas menghargai dan menghormat pemeluk agama lain, tidak sampai pada sinkretisme.

Toleransi Islam dalam hal beragama adalah tidak adanya paksaan untuk memeluk agama Islam. Kemudian bekerjasama dalam berbagai bidang kehidupan umum, seperti bidang sosial kemasyarakatan, ekonomi, bisnis dan perdagangan, politik, pemerintahan dan kenegaraan, dan lain-lain. Yang jelas semua bidang selain bidang khusus agama yang mencakup masalah aqidah dan ibadah.

Penerapan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari bisa dipilah menjadi tiga aspek yakni dalam kehidupan di sekolah, kehidupan di masyarakat dan dalam behidupan berbangsa dan bernegara.

Kesimpulan Dari Surat Al-Kafirun
1. Penegasan bahwa tuhan yang di sembah oleh nabi Muhammad saw dan umat Islam berbeda dengan orang-orang kafir (orang musyrik yang yang mengingkari Allah swt dan nabi Muhammad SAW).

2. Penolakan untuk mencampuradukan keimanan dan peribadahan dalam ajaranislam dengan ajaran orang kafir oleh Nabi Muhammad dan umat muslim.

3. Surat Al kafirun disebut sebagai Al Muqasyqisyah atau penyembuh karena kandungan nya menyembuhkan dan menghilang kemusrikan.

4. Mengajak masing-masing untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan tanpa bersikap saling mengganggu.

Pelajaran Dari Surah Al-Kafirun
1. Menolak ajaran kaum musyrik untuk menukar-nukar pengalaman dalam keimanan dan peribadahan atau untuk keluar dari agama islam dan menganut agama mereka dengan tegas dan bijaksana.

2. Bertekad dan berusaha secara sungguh-sungguh agar senantiasa meyakani agama islam dan mengamalkan seluruh ajarannya dengan bertaqwa kepada Allah SWT.

3. Walaupun antara umat muslim dan nonmuslim tidak ada toleransi dalam keimanan tapi tetap melakukan toleransi dalam pergaulan bermasyarakat.

Allahu a'alam.

Bagikan: