Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema pendidikan. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.
Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema keluarga. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.
Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema pemuda. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.
Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema kepemimpinan. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.
Berbagai tulisan BonoEdumedia.com dengan tema pribadi Islami. Silakan kunjungi dan simak setiap tulisan kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.
Berbagai unggahan BonoEdumedia.com dalam bentuk video. Silakan kunjungi dan simak setiap video kami. Dapatkan khasanah pengetahuan bermakna untuk hidup Anda.
1. PESTA SIAGA Hari/Tanggal : Jumat/26 Februari 2021
Pukul : 07.00-21.00 WIB Tempat : Rumah masing-masing peserta
Peserta : Peserta didik Siaga Kelas 1, 2, dan 3 (putra dan putri)
2. GIAT PENGGALANG
Hari/Tanggal : Jumat-Sabtu/26-27 Februari 2021
Pukul : 07.00-20.30 WIB (26 Februari 2021)
dan 03.00 – 11.30 WIB (27 Februari 2021)
Tempat : Rumah masing-masing peserta
Peserta : Peserta didik Penggalang Kelas 4 dan 5 (putra dan putri)
A.PERLENGKAPAN PESERTA
a. Seragam Pramuka lengkap
b. Al Quran
c. HP Android / Laptop
d. Jaringan dan kuota yang mendukung
e. Konsumsi pribadi
f. Alat tulis
g. Perlengkapan lomba
B.DESKRIPSI CABANG LOMBA
1. Lomba Hasta Karya (Siaga)
Ketentuan Umum:
- Peserta memakai seragam Pramuka lengkap
- Peserta semua siswa siaga mula sampai siaga tata (kelas 1-3)
- Setiap peserta membuat hasta karya barang bekas (hasta karya daur ulang)
- Pembuatan hasta karya di rumah masing masing
- Keputusan dewan juri tidak dapar diganggu gugat
- Pengumpulan hasil karya maksimal Sabtu, 27 Februari 2021 pukul 21.00 WIB.
- Link pengumpulan foto lomba silakan klik >>> DI SINI.
Kriteria Penilaian:
- Kreativitas
- Kerapihan
- Keindahan
2. Lomba Vlog (Siaga)
Ketentuan Umum:
- Perlombaan diperuntukkan untuk siswa dan siswi siaga mula – siaga tata (kelas 1-3)
- Perlombaan bersifat kelompok/individu)
- Setiap peserta hanya boleh mengirimkan 1 karya
- Durasi video maksimal 3 - 5 menit
- Video diupload di channel youtube peserta masing-masing.
- Link video youtube yang dikirmkan ke panitia
-Peserta sepakat untuk hanya akan menyerahkan karya yang berupa karya asli yang sepenuhnya dihasilkan dan dimiliki oleh Peserta sendiri, dan bukan merupakan hasil peniruan, penjiplakan, perbanyakan, plagiat, dan/atau pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual atas karya milik pihak lain; di mana panitia tidak dapat dikenai pertanggung jawaban dalam bentuk apapun dalam hal timbul klaim atau tuntutan dari pihak manapun.
- Pengumpulan hasil karya maksimal Sabtu, 27 Februari 2021 pukul 21.00 WIB.
- Link pengumpulan lomba Vlog silakan klik >>> DI SINI.
Kriteria Penilaian:
- Kreativitas
- Kesesuaian dengan tema “Pramuka di Masa Pandemi: Produktif, Berkarya dan Menerapkan Satya Darma Pramuka dari Rumah”. Konten kreatif guna mengedukasi masyarakat
3. Lomba Membuat Tenda (Penggalang)
Ketentuan Umum:
- Semua peserta membuat tenda di dalam rumah/di halaman
- Tenda dibuat dari bahan-bahan yang ada di dalam rumah (selimut, jarik, tali rafia atau yang lainnya)
- Boleh memasang tenda dome, akan tetapi tidak masuk kriteria penilaian.
- Pengumpulan hasil karya maksimal Sabtu, 27 Februari 2021 pukul 21.00 WIB.
- Link pengumpulan foto lomba silakan klik >>> DI SINI.
Kriteria Penilaian:
- Keunikan
- Kreatifitas
- Kerapian
4. Lomba Membuat Poster (Penggalang)
Ketentuan Umum:
- Setiap peserta membuat poster dengan tema: “Pramuka di Masa Pandemi: Produktif, Berkarya dan Menerapkan Satya Darma Pramuka dari Rumah”.
- Poster dibuat di buku gambar
- Poster diwarnai
- Pengumpulan hasil karya maksimal Sabtu, 27 Februari 2021 pukul 21.00 WIB.
- Link pengumpulan poster silakan klik >>> DI SINI.
Kriteria Penilaian:
- Kesesuaian Tema
- Kreatifitas
- Original
5. Lomba Memecahkan Sandi (Penggalang)
Ketentuan Umum:
- Setiap peserta mengerjakan sandi melalui link yang sudah diberikan.
A. Standar Kompetensi Membiasakan perilaku terpuji
B. Kompetensi Dasar 1. Membiasakan melakukan adab-adab sebelum belajar 2. Menumbuhkan motivasi belajar
C. Indikator Pencapaian 1. Siswa dapat menyebutkan adab-adab belajar 2. Siswa dapat melafalkan doa sebelum belajar 3. Siswa dapat membiasakan berdoa sebelum belajar
D. Uraian Materi Belajar merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan oleh ALLAH,
beberapa keutamaan belajar atau menuntut ilmu.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang menempuh sesuatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan disitu, maka Allah
akan mempermudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke surga."
(HR. Muslim).
Adab-adab belajar adalah: 1. Memiliki niat yang lurus. Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya segala perbuatan tergantung
dengan niat dan akan dibalas sesuai dengan niatnya,..
2. Memberi salam kepada guru dengan santun. Mengucap salam adalah do‟a, maka harus diucapkan dengan santun dan
lemah lembut. Terlebih kepada orang yang lebih tua atau guru yang
mengajari kebaikan.
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda:
"Hendaklah salam itu diucapkan yang muda kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada yang banyak."
(Muttafaq Alaihi). Menurut riwayat Muslim:
"Dan yang menaiki kendaraan kepada yang berjalan."
3. Membaca doa sebelum belajar. Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman:
Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika
dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun
akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu
jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan
makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka
Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku
akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan
berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (Shahih Muslim)
Doa mau belajar adalah:
Artinya: “Wahai Allah Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu yang
bermanfaat dan berilah aku kefahaman yang luas.”
4. Tidak berbicara atau mengobrol ketika guru sedang menjelaskan. 5. Bersikaplah hormat dan patuh kepada bapak dan ibu guru. 6. Selesai belajar maka membaca doa sesudah belajar.
Doa setelah belajar adalah:
Artinya : “Ya Allah sesungguhnya aku menitipkan kepadamu apa yang
telah Engkau ajarkan kepadaku, maka kembalikanlah kepadaku pada waktu
aku membutuhkannya, dan janganlah Engkau jadikan aku lupa padanya
wahai Tuhan semesta alam.”
Sebagai ilustrasi silakan simak video berikut ini:
Standar Kompetensi: Memperkuat ikatan dengan sunah Rasulullah Saw berlandaskan pemahaman dan
cinta kepada ajarannya. Ikatan dengan petunjuknya dan mengamalkan hukum-hukumnya
dengan pemahaman yang baik serta merumuskan sasaran-sasarannya yang memberikan
petunjuk untuk setiap zaman dan tempat, dan kembali kepadanya dalam setiap
keadaan.
Kompetensi Dasar: Mengetahui makna persahabatan yang diberkahi seperti yang terdapat dalam
hadits ini.
Indikator Pencapaian Hasil: 1. Peserta dapat memahami persahabatan yang diberkahi Allah SWT 2. Peserta dapat memilih sahabat yang baik
Sesungguhnya diri seorang mukmin pada awalnya seperti kertas putih yang
suci dan ayahnyalah yang akan mewarnai dirinya, kemudian lingkungan
tempat tinggalnya atau orang-orang disekelilingnya yang berpotensi mewarnai diri
seseorang.
Oleh karena itu, Nabi SAW mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam memilih
teman setia.
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek
bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik
minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi)
darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai
besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar,
minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak.”
(HR. Bukhari, no. 2101)
Isi dan Kandungan Hadits Hadits ini mengajak kita untuk memilih teman. Tidak ada teman yang
lebih baik daripada teman yang shaleh. Dialah yang menunjukkan semua bentuk
kebaikan dan menjauhkannya dari segala bentuk kejahatan.
Kebalikannya, teman yang jahat tidak bermanfaat selamanya dan tidak ada kebaikan berteman dengannya.
Teman yang jahat bagaikan api yang dapat membakar orang yang
bersamanya.
Memilih teman sangat dianjurkan. Bergaul dengan orang-orang baik
dan shaleh, sungguh diperintahkan. Orang-orang shaleh mempunyai sifat seperti
seekor lebah, makan dari makanan yang baik dan menghasilkan madu yang baik pula.
Bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusaknya.
Kelembutan tutur kata, senyuman tulus di bibir, dan sapaan-sapaan hangat yang terpuji saat
berjumpa merupakan hiasan yang selalu dikenakan orang-orang mulia.
Persahabatan mempengaruhi hidup manusia. Memilih pergaulan sebagai
cara memperbagus persahabatan. Sebaik-baik orang yang bersahabat ialah mereka
yang berjumpa karena Allah dan apabila berpisah juga karena Allah.
Jangan sampai sahabat kita akan menenggelamkan diri kita sendiri, karena harus mengikuti
kemauannya tanpa mengetahui tujuan dan arah yang jelas serta bermanfaat.
Teman sejati adalah Teman yang mengajak kepada Allah Kita hidup dalam dinamika masyarakat yang sangat beragam, ada kawan
yang kesehariannya memiliki komitmen kehidupan yang baik, taat ibadah,
tuturlakunya halus dan menjaga setiap yang masuk dalam tubuhnya. Namun, tidak dapat
kita pungkiri kita temukan juga kawan yang berperangai buruk, kasar, urakan dan
lemah komitmen dalam ibadah.
Semua ini menutut kita untuk memiliki sikap bijak karena tidak mungkin kita hanya bergaul dengan sebagian kawan sementara tidak
perhatian terhadap yang lain.
Nabi SAW mengajarkan kepada kita betapa cerdasnya beliau
berinteraksi dengan masyarakat baik yang mukmin maupun yang kafir, tapi Nabi SAW
tidak pernah memilih orang kafir sebagai kawan setia dalam perjalanan
hidupnya.
Beliau memilih sahabat berkarakter seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ali dan
Utsman dan banyak sahabat lainnya yang memiliki karakter kesholehan, sehingga
beliau dan para sahabat mampu istiqomah dalam kebaikan karena terjaga dengan
lingkungan yang baik.
Pelajaran Yang Dapat Dipetik 1. Setiap muslim harus memilih teman yang baik, sholeh dan bertutur kata
baik.
2. Sahabat yang baik menunjukkan semua bentuk kebaikan dan
menjauhkan semua bentuk keburukan.
3. Jangan bersahabat dengan orang yang tidak membangkitkan
semangat beribadah, serta ucapan yang tidak membawa kalian mendekati
Allah. Jangan bersahabat karena kelebihannya,karena kemungkinan satu
kekurangan darinya,kau mungkin akan menjauhinya.
Contoh kisah Ali bin Abi Thalib merupakan saudara dekat Nabi SAW, sejak kecil
beliau sudah hidup berdampingan dengan Nabi SAW. Seringkali juga mendapatkan
hikmah kehidupan dari Nabi SAW. Walaupun saudara namun Ali dan Nabi SAW
seperti sahabat yang akrab.
Ketika risalah Islam turun maka Ali merupakan sahabat awalan yang masuk Islam perantara tangan Nabi SAW. Ali mendapatkan keberkahan
tersebut karena merupakan mukmin yang komitmen untuk memilih lingkungan yang baik
dan sahabat yang baik.
Sebagai ilustrasi silakan simak video berikut ini:
Pernahkah kita tersadar bahwa lancangnya kita melakukan hal-hal yang
dilarang agama, meninggalkan perintah agama, dan meremehkan ajaran-ajaran agama
itu semua karena betapa minimnya rasa takut kita kepada Allah. Bahkan
kita terkadang lebih takut kepada manusia daripada kepada Allah
Ta‟ala.
Padahal Allah SWT berfirman: “..Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku”(QS. Al Ma‟idah: 44).
Maka takut kepada Allah (al khauf minallah) adalah ibadah salah satu
bentuk ibadah yang semestinya dicamkan oleh setiap mukmin.
Takut kepada Allah adalah sifat orang yang bertaqwa, dan ia juga
merupakan bukti imannya kepada Allah.
Lihatlah bagaimana Allah mensifati para Malaikat, Allah Ta‟ala berfirman: “Mereka takut kepada Rabb mereka yang berada di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)” (QS. An Nahl:
50).
Lihat juga bagaimana Allah Ta‟ala berfirman tentang hamba-hambanya
yang paling mulia, yaitu para Nabi 'alahimus wassalam: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera
dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada
Kami dengan harap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk
kepada Kami” (QS. Al Anbiya: 90)
Oleh karenanya, seseorang semakin ia mengenal Rabb-nya dan semakin dekat
ia kepada Allah Ta‟ala, akan semakin besar rasa takutnya kepada Allah. Nabi
kita Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya aku yang paling mengenal Allah dan akulah yang paling takut kepada-Nya” (HR.
Bukhari-Muslim).
Allah Ta‟ala juga berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28)
Ya, karena para ulama, yaitu memiliki ilmu tentang agama Allah ini
dan mengamalkannya, merekalah orang-orang yang paling mengenal Allah.
Sehingga betapa besar rasa takut mereka kepada Allah Ta‟ala.
Karena orang yang memiliki ilmu tentang agama Allah akan paham benar
akan kebesaran Allah, keperkasaan-Nya, paham benar betapa pedih dan ngeri
adzab- Nya. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu‟alahi Wasallam bersabda kepada
para sahabat beliau:
“Demi Allah, andai kalian tahu apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Kalian pun akan
enggan berlezat-lezat dengan istri kalian di ranjang. Dan kalian akan keluar menuju tanah datang tinggi, mengiba-iba berdoa kepada Allah” (HR. Tirmidzi 2234,
dihasankan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
Demikian, sehingga tidaklah heran jika sahabat Umar bin Khattab radhiallahu‟anhu, sahabat Nabi yang alim lagi mulia dan stempel surga
sudah diraihnya, beliau tetap berkata: “Andai terdengar suara dari langit yang
berkata: "Wahai manusia, kalian semua sudah dijamin pasti masuk surga kecuali satu
orang saja‟. Sungguh aku khawatir satu orang itu adalah aku” (HR. Abu
Nu‟aim dalam Al Hilyah, 138)
Orang yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi
Shallallahu‟alahi Wasallam, Abu Hurairah Radhiallahu‟anhu, beliau ulama di kalangan para
sahabat, yang tidak perlu kita ragukan lagi keutamaannya, beliau pun menangis
ketika sekarat menghadapi ajalnya dan berkata:
“Aku tidak menangis karena urusan dunia kalian. Aku menangis karena telah jauh perjalananku, namun betapa
sedikit bekalku. Sungguh kelak aku akan berakhir di surga atau neraka, dan aku
tidak mengetahi mana yang diberikan padaku diantara keduanya” (HR Nu‟aim
bin Hammad dalam Az Zuhd, 159)
Maka orang-orang yang lancang berbuat maksiat, yang mereka tidak memiliki
rasa takut kepada Allah, adalah karena kurangnya ilmu mereka terhadap agama
Allah serta kurangnya ma‟rifah mereka kepada Allah Ta‟ala.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, adalah bagaimana kita memupuk rasa
takut kepada Allah Ta‟ala? 1. Mengingat betapa lemahnya kita, dan betapa Allah Maha Perkasa.
2. Sadarlah betapa kita ini kecil, lemah, hina di hadapan Allah. Sedangkan
Allah adalah Al Aziz (Maha Perkasa), Al Qawiy (Maha Besar Kekuatannya), Al
Matiin (Maha Perkasa), Al Khaliq (Maha Pencipta), Al Ghaniy (Maha Kaya dan
tidak butuh kepada hamba).
3. Betapa lemahnya hamba sehingga ketika hamba tertimpa keburukan tidak
ada yang bisa menghilangkannya kecuali Allah. Ia berfirman (yang artinya) :
“Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada
yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri” (QS. Al An‟am: 17)
4. Betapa Maha Besarnya Allah, hingga andai kita durhaka kepada Allah,
sama sekali tidak berkurang kemuliaan Allah. “Dan kepunyaan Allah-lah apa yang
di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan
kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada
kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka
(ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah
kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS. An Nisa: 131)
Simak video ilustrasinya berikut ini:
Dengan semua kenyataan ini masihkah kita tidak takut kepada Allah?
Pemerintah Republik Indonesia secara resmi hanya mengakui 6 (enam) agama, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.
1. Islam
Tempat ibadahnya Masjid (Mosque). Mayoritas penduduk
Indonesia memeluk agama Islam. Saat ini ada lebih dari 207 juta muslim di
Indonesia. Kitab suci agama Islam adalah Al-Qur’an. Jumlah penganutnya sekitar 87,2%.
Hari Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah, Isra’ Mi’raj.
Tempat ibadahnya Gereja (Church). Agama Kristen Protestan
adalah sebuah denominasi dalam agama Kristen, yang muncul setelah protes
Marthin Luther pada 1517. Kitab suci Protestan adalah Al-Kitab (Injil). .
Jumlah penganutnya sekitar 6,9%.
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Tempat ibadahnya Gereja (Church). Kristen Katolik di
Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Maluku, dan
orang Maluku adalah yang pertama menjadi Katolik di Indonesia. Kitab suci agama
ini adalah Al-Kitab (Injil). Jumlah penganutnya sekitar 2,9%.
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih.
Tempat ibadahnya Pura (Hindu Temple). Hindu memiliki sejarah
yang paling panjang dibanding agama resmi lain di Tanah Air. Bali memiliki
penganut agama hindu terbesar. Kitab suci Hindu adalah Veda/Weda. Jumlah
penganutnya sekitar 1,7%.
Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi.
Tempat ibadanya Vihara (Buddhist Temple). Agama Buddha
merupakan agama tertua di dunia dan juga di Indonesia, yang berasal dari India.
Buddha berkembang cukup baik di daerah Asia. Kitab suci agama Buddha adalah
Tripitaka. Jumlah penganutnya sekitar 0,7%.
Hari Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina.
Tempat ibadahnya Klenteng/Litang (Confucian Temple). Penyebaran
agama Khonghucu ke Tanah Air dilakukan oleh orang-orang Tionghoa yang merantau
ke Indonesia. Shishu Wujing adalah nama kitab suci Khonghucu. Jumlah penganutnya
sekitar 0,05%.
Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh.
Demikian informasi tentang Mengenal Agama, Tempat Ibadah, dan Hari Besar Keagamaan di Indonesia. Tulisan ini diramu dari Indonesia.go.id dan ilmupengetahuanumum.com.
A. Standar Kompetensi Memperkuat ikatan dengan sunah Rasulullah Saw berlandaskan pemahaman
dan cinta kepada ajaran-ajarannya. Ikatan dengan petunjuk-petunjuknya
dan mengamalkan hukum-hukumnya dengan pemahaman yang baik serta
merumuskan sasaran-sasarannya yang memberikan petunjuk untuk setiap zaman dan
tempat, dan kembali kepadanya dalam setiap keadaan lebih-lebih ketika
terjadi pertentangan.
B. Kompetensi Dasar Menerapkan perbuatan yang mempermudah urusan orang lain
C. Indikator Pencapaian 1. Peserta dapat mempermudah urusan orang lain 2. Peserta dapat melakukan perbuatan yang memudahkan urusan orang
lain
D. Uraian Materi Islam adalah agama yang lengkap yang mengatur aturan-aturan para
penganutnya. Baik itu dari segi aqidah, akhlaq, ibadah, muamalah dll, bahkan tidak lepas
juga dari dimensi sosial. Tentunya semua aturan itu dibuat untuk dijalankan
dengan tujuan yang satu, yaitu menggapai rahmat Allah. Dengan rahmat Allah inilah
kita bisa menggapai ridho-Nya dan juga sebagai “tiket” untuk masuk
surga-Nya.
Pada suatu ketika ada seorang lelaki berjalan melalui sebuah cabang pohon
yang melintang di tengah jalanan, kemudian ia berkata: “Demi Allah, niscaya
pohon ini hendak kusingkirkan dari jalanan kaum Muslimin supaya ia tidak
membuat kesukaran pada mereka itu.” Orang itu lalu dimasukkan ke dalam syurga.(HR. Muslim).
Hadits di atas dalam kutub tis'ah hanya terdapat satu hadits saja, yaitu
dalam shahih Muslim hadits nomor 4744 , karena hadits ini diriwayatkan salah
salah satu dari shohihain maka hadits ini berkedudukan shohih.
Dalam kisah di atas, Rasulullah SAW menceritakan seseorang yang sedang berjalan di suatu jalan, kemudian menjumpai
sebuah pohon yang memiliki banyak duri dan menghalangi jalan kaum muslimin
sehingga dapat mengganggu orang-orang yang melewatinya. Kemudian, ia bertekad
kuat untuk memotong dan membuangnya dengan tujuan menghilangkan
gangguan dari jalan kaum muslimin.
Dengan sebab itu, Allah SWT mengampuni dosa-dosanya dan memasukkan ia ke dalam surga-Nya.
Bahkan, Rasulullah SAW melihatnya sedang menikmati kenikmatan di surga disebabkan amalannya tersebut.
Sungguh, laki-laki tersebut telah beramal dengan amalan yang terlihat
remeh tetapi ia diganjar dengan balasan yang teramat besar. Sungguh, rahmat
Allah SWT Maha Luas dan keutamaan-Nya Maha Agung.
Apa yang dilakukan laki-laki tersebut adalah salah satu bagian kecil dari petunjuk
dan syariat yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW. Memang benar bahwa Rasulullah SAW telah memerintahkan kita untuk berbuat sebagaimana yang telah dilakukan oleh laki-laki
tersebut.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari jalan Abu Barzah Al-Aslami, beliau bertanya
kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat
bermanfaat bagiku.” Beliau menjawab, “Singkirkanlah gangguan dari jalan-jalan
kaum muslimin.” (H.r. Muslim, 13:49; Ibnu Majah, 11:78)
Bahkan, Rasulullah SAW mencela dan memperingatkan dengan keras dari perilaku yang dapat mengganggu kaum muslimin di
jalan-jalan mereka, dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan mereka, wajib
atasnya laknat mereka.”
Untuk penjelasan hadits ini juga kami mengambil penjelasan dari hadits lain
yang sudah populer, yang menerangkan bahwa iman ada 70 cabang lebih, yang
paling tinggi yaitu kalimat laailaaha illallah dan yang paling rendah
adalah menyingkirkan sesuatu dari jalan. Redaksi haditsnya sebagai berikut:
Dari Abi Hurairah ra., dari Nabi saw. Beliau bersabda,
”Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih; yang paling utama adalah
ucapan “lâ ilâha illallâhu” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan
(kotoran) dari tengah jalan, sedangkan rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari
iman.”
Penjelasan Hadits Dalam hadits di atas, dijelaskan bahwa cabang yang paling utama adalah
tauhid, yang wajib bagi setiap orang, yang mana tidak satu pun cabang iman itu
menjadi sah kecuali sesudah sahnya tauhid tersebut.
Adapun cabang iman yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu kaum muslimin,
di antaranya dengan menyingkirkan duri atau batu dari jalan mereka.
Hadits di atas menunjukkan bahwa dalam Islam, sekecil apapun perbuatan
baik akan mendapat balasan dan memiliki kedudukan sebagai salah satu
pendukung akan kesempurnaan keimanan seseorang.
Duri dalam konotasi secara sekilas menunjukkan pada sebuah benda yang
hina. Akan tetapi, jika dipahami lebih luas, yang dimaksud dengan duri di sini
adalah segala sesuatu yang dapat membahayakan pejalan kaki, baik besar maupun
kecil.
Hal ini semacam ini mendapat perhatian serius dari Nabi saw.
sehingga dikategorikan sebagai salah satu cabang daripada iman, karena sikap semacam
ini mengandung nilai kepedulian sosial, sedang dalam Islam ibadah itu tidak
hanya terbatas kepada ibadah ritual saja, bahkan setiap ibadah ritual, pasti di
dalamnya mengandung nilai-nilai sosial.
Di samping hal tersebut di atas, menghilangkan duri dari jalan
mengandung pengertian bahwa setiap muslim hendaklah jangan mencari
kemudlaratan, membuat atau membiarkan kemudlaratan.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasul saw. yang dijadikan sebuah kaidah dalam Ushul Fiqh:
لاضََرَارَ وَلاَ ضِرَارَ
Janganlah mencari kemudlaratan dan jangan pula membuat kemudlaratan.
Membiarkan duri di jalan atau sejenisnya berarti membiarkan kemudlaratan
atau membuat kemudlaratan baru, jika adanya duri tersebut awalnya sengaja
disimpan oleh orang lain.
Sebenarnya peristiwa yang tergambarkan dalam haidts tersebut masih banyak
kita jumpai di zaman sekarang ini. Jadi, pengamalannya masih sama
yaitu menyingkirkan sesuatu apapun yang menjadi penghalang di jalan
yang mengganggu keamanan orang muslim (beribadah) dengan niat tulus karena
Allah SWT, maka akan diganjar dengan Surga.
Pada saat konteks sekarang ini ada yang muncul antara keamanaan
atau mengganggu yaitu polisi tidur. Polisi tidur bagi masyarkat (sekitar)
yang membuatnya dianggap membuat nyaman, karena membantu mengendalikan
laju kendaraan yang lalu-lalang dan demi keamanan juga. Tapi bagi orang atau pengguna jalan ini di anggap penghambat perjalanan. Olehnya itu boleh saja
jika ingin membuat polisi tidur, asalkan jangan terlalu tinggi agar tidak
membahayakan para pengguna jalan raya khusus nya yang menggunakan kendaraan.
Banyak sekali dalil-dalil dalam bidang ini yang menunjukkan akhlak luhur
sebagai ciri khas kaum muslimin yang beramal dengan Islam. Mereka
berusaha membersihkan jalan-jalan mereka, tidak mengotori dan membuatnya jorok,
serta membuang sesuatu yang menganggu darinya. Mereka menjadikannya
sebagai tuntunan hidup, berharap darinya pahala tanpa bersikap secara
berlebih-lebihan.
Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis 1. Penjelasan tentang keutamaan menyingkirkan sesuatu yang mengganggu
dari jalan kaum muslimin yang mengandung pahala besar dan agung.
2. Luasnya rahmat Allah dan besarnya pahala-Nya. Allah membalas laki-laki
ini dengan balasan yang besar, dengan memasukkannya ke surga lantaran
amal yang sedikit, yaitu membuang sesuatu yang mengganggu dari jalan.
3. Sejauh mana kaum muslimin menyelisihi ajaran-ajaran agama mereka.
Sebagian tidak hanya tidak bersedia membuang sesuatu yang mengganggu dari
jalan kaum muslimin, bahkan membuang sampah rumahnya dan sisa makanannya
di jalan kaum muslimin.
4. Pohon yang boleh ditebang adalah yang mengganggu kaum muslimin.
Pohon yang berguna bagi kaum muslimin, seperti pohon yang dipakai
untuk berteduh, tidak boleh ditebang. Rasulullah SAW mengancam penebangnya dengan api neraka. Dalam hadis, “Penebang
bidara akan dibenamkan kepalanya oleh Allah di neraka.” (Dinisbatkan oleh
Al-Bani dalam Silsilah Shahihah (2/175), no. 615, kepada Baihaqi dan
lain-lainnya).
Sebagai sebuah ilustrasi, silakan simak video berikut ini: