Artinya:
- Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
- Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),
- Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
- Maka ia menerbangkan debu,
- Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
- Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,
- Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,
- Dan Sesungguhnya dia sangat bakhil Karena cintanya kepada harta.
-
Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di
dalam kubur,
- Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
- Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui keadaan mereka.
Syarah:
Allah Al-Haq Tabaraka wa Ta'ala bersumpah dengan kuda saat berlari
dengan kencang, yang menyerang musuh di waktu pagi buta. Kuda yang
menghamburkan debu bahkan menerbangkannya sampai ke atas kepala lalu ia
membelah kerumunan musuh. Dan kuda-kuda itu pun bercampur debu-debu.
Allah bersumpah dengan kuda yang berlari kencang hingga dari mulutnya keluar suara terengah-engah. Yang memercikkan api saat berlari dan menyerang musuh di waktu pagi. Menerbangkan debu dan membelah gerombolan musuh. Itulah gambaran kuda yang digunakan untuk berjuang di jalan Allah. Ini merupakan pernghargaan tinggi karena Allah bersumpah dengan binatang tersebut.
Sebab kuda adalah binatang yang mempunyai kedudukan mulia. Seperti kata orang Arab, "Punggungnya adalah benteng dan perutnya laksana kubah."
Kendatipun peralatan perang sekang sudah modern namun kuda tetap mempunyai peran penting. Gambaran kuda di ayat ini mengajarkan kepada kita bagaimana mempergunakan kuda agar tidak dijadikan sebagai perhiasan saja. "Agar kalian menaikinya dan menjadikannya sebagai hiasan."
Sedangkan sasaran sumpah ada pada firman-Nya, bahwa manusia sangat durhaka kepada Tuhannya, ia menjadi saksi atas apa yang dilakukan itu, dan ia sangat cinta kepada dunia.
Allah mensifati manusia dengan tiga sifat:
1. Menolak memberikan kebaikan kepada orang lain dan ingkar kepada
nikmat Tuhannya serta tidak mensyukurinya. Ini dilakukan oleh orang kafir dan
pelaku kemaksiatan. Benar apa yang dikatakan orang, "Kanud adalah yang tidak
mau memberi, yang makan sendiri, dan memukul budaknya."
2. Bahwa ia akan menjadi saksi atas amal perbuatannya. Perbuatannya juga menjadi saksi maka ia tidak membutuhkan bukti lagi. Ia tidak bisa mengingkari sifat pelitnya karena begitu jelasnya. Jika lisannya mengingkarinya, maka nuraninya menjelaskan bahwa ia ingkar dan durhaka terhadap nikmat Tuhannya. Lalu pada hari Kiamat ia akan menyaksikan dirinya, jadi terhadap amal perbuatannya ia menjadi saksi.
3. Dan Sesungguhnya dia sangat bakhil Karena cintanya kepada harta. Benar, manusia itu, karena cintanya kepada harta benda maka ia bakhil dan tidak mau berinfak selain sedikit sekali. Ia sangat berambisi kepada hartanya dan menahannya dari berinfak.
Tidakkah manusia tahu bahwa Tuhannya Maha Melihat? Tidakkah ia tahu saat apa yang di dalam kubur di keluarkan? Lalu manusia dikeluarkan di permukaan. Semua rahasia hati juga diperlihatkan.
"Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui keadaan mereka."
Dan Allah juga akan membalas semua perbuatan, besar maupun kecil.
Silakan simak video ilustrasinya berikut ini:
VIDEO 1
VIDEO 2
Allahu a'alam...