Nabi
Ismail adalah putra dari Nabi Ibrahim as.
Mereka berdua adalah utusan Allah SWT.
Mereka menyeru
kepada agama tauhid.
Setelah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as
wafat, bangsa Arab keluar dari agama tauhid dan kembali menyembah berhala.
Kemudian
Amr bin Luhay al Khuza’i mengajak penduduk Mekkah untuk menyembah Hubal.
Akhirnya,
lama-kelamaan menjadi suatu kebiasaan bagi mereka. Setiap penduduk yang pergi berdagang keluar dari Mekkah,
mereka pulang kembali membawa berhala dan
diletakkan di sekitar Ka’bah.
Jumlahnya kurang lebih mencapai 360 buah.
Berhala-berhala itu setiap hari disembah oleh penduduk Mekkah.
Mereka mengira dengan menyembah berhala akan mendatangkan
kebaikan dan keberuntungan dalam hidupnya. Ada tiga berhala terbesar di Mekkah
yaitu Latta, Uzza, dan Manat. Penduduk Mekah telah menjadikan berhala-berhala itu sebagai Tuhan
selain Allah SWT.
Perbuatan penduduk Mekkah dengan menyembah
berhala adalah perbuatan syirik, yang
artinya menyekutukan Allah SWT. Mereka meyakini berhala-berhala itu memiliki
kekuatan dan kekuasaan seperti Allah
SWT. Keyakinan dan tradisi itu kemudian diwariskan secara turun-temurun kepada
anak cucu mereka.
Perbuatan syirik sangat dimurkai oleh Allah SWT,
dan termasuk dosa besar. Perbuatan syirik bertentangan dengan agama tauhid yang
telah diajarkan Nabi Ibrahim as dan Nabi
Ismail as. Demikianlah keadaan bangsa Arab sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW yang
terjerumus dalam kebodohan. Masa itu disebut
dengan masa jahiliyah atau masa kegelapan dan kebodohan.